Network
SABACIREBON - Masyarakat Cirebon ternyata memiliki kesenian unik bernama Jaran Lumping atau Kuda Lumping. Tradisi Kuda Lumping ini b iasanya dipentaskan saat momen tertentu, terutama pada acara anak-anak.
Berdasarkan pengakuan masyarakat setempat, kesenian ini telah ada sejak abad ke-1, diperkenalkan oleh Sunan Gunung Jati dalam menyebarkan agama Islam.
Jejak Kuda Lumping wanita di Desa Walahar menjadi sorotan. Ternyata, di desa ini ada perempuan yang tidak hanya mencintai budayanya, tetapi juga menjadi pemain Kuda Lumping.
Baca Juga: Sidang Kasus Penistaan Agama, Terungkap Tangan Panji Gumilang Patah, Begini Kata Kuasa Hukum
Ini menjadi sebuah fenomena unik karena biasanya, pertunjukan ini didominasi oleh laki-laki. Kang Akbarudin, ketua dewan kesenian Cirebon, menyatakan bahwa ini merupakan kejutan dan kebanggaan.
Obrolan budaya di RRI Cirebon yang telah ditayangkan pada kanal youtube @rricirebon1407, menghadirkan Kang Akbarudin dan pegiat seni, Raulah Ayatullah.
Mereka membahas jejak kuda lumping wanita Walahar sebagai fenomena luar biasa. Dalam obrolan ini, kepala desa Walahar, Sujana, turut hadir, menunjukkan dukungan pemerintah desa terhadap seni tradisional ini.
Baca Juga: PT Kasta Timbul, Pabrik Pemintalan di Jalan AH Nasution Bandung Terbakar, 10 Mobil Damkar Dikerahkan
Raulah Ayatullah, pegiat seni, menyatakan kagum terhadap pertunjukan kuda lumping wanita. Dalam pertunjukan tersebut, terdapat unsur filosofis mendalam yang mencerminkan keunikan dan keindahan budaya.
