Kebijakan WhatsApp Bisa Bahayakan Data Pribadi Pengguna, Muzammil: Peluang Munculkan Platform Lokal

- 13 Januari 2021, 15:54 WIB
Aplikasi WhatsApp.
Aplikasi WhatsApp. //Pixabay

PR CIREBON - Adanya perubahan kebijakan privasi pengguna aplikasi WhatsApp baru-baru ini menjadi perbincangan hangat warganet di Indonesia dan dunia.

Pasalnya, dalam kebijakan baru tersebut, jika pengguna tetap ingin menggunakan layanan perpesanan WhatsApp, maka pengguna tidak punya pilihan lain selain membiarkan aplikasi tersebut membagikan data pribadi penggunanya ke perusahaan induk, Facebook.

Akan tetapi, jika pengguna tidak menyetujui kebijakan baru tersebut, maka pengguna disarankan untuk menghapus akun WhatsApp-nya.

Baca Juga: Sengit, Menlu AS Klaim Iran Lindungi Organisasi Terorisme Al-Qaeda

Menanggapi kebijakan WhatsApp yang bisa membahayakan data pribadi penggunanya, Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Al muzzammil Yusuf pun angkat bicara.

Melalui akun media sosial Twitter-nya, Muzammil meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong penggunaan platform lokal sebagai sarana komunikasi masyarakat.

Terlebih, saat ini masyarakat dibayangi mengenai lemahnya jaminan perlindungan data pribadi di platform media sosial berbagi pesan terutama Whatsapp dan Facebook.

“Saya kira Pemerintah melalui Kemkominfo perlu mendorong lahirnya platform lokal ini. Saya yakin kita tidak kurang pakar teknologi komunikasi," ucap Muzzammil, Selasa 12 Januari, dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Twitter @Muzammil_Yusuf.

Baca Juga: Listyo Sigit Jadi Kapolri Baru, Mardani Ali Sera: Tingkatkan Implementasi Polisi yang Promoter

Muzzammil menyatakan bahwa kebijakan terbaru Whatsapp tersebut telah banyak mendapatkan protes hampir di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Situasi ini, sudah sepatutnya dijadikan sebagai peluang untuk menumbuhkan kreasi lokal dengan penggunaan platform sosial media dari dalam negeri.

“Saya kira ini peluang. Bukan hanya dengan berpindah ke platform lain produk luar, tapi lebih penting peluang besar untuk memunculkan platform perpesanan kreasi lokal,” tulisnya.

Untuk menguatkan pendapatnya, Muzammil pun menyebutkan negara lain yang mulai menerapkan peralihan platform ke aplikasi lokal, seperti Turki.

Baca Juga: Pasca Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air, Netizen Kini Soroti Ramalan Mbak You Terkait Gunung Meletus

“Lihat Pemerintah dan warga Turki yang tengah beralih ke aplikasi lokal buatan mereka, BiP,” katanya.

Dia menambahkan, kalau di zaman habibie saja Indonesia bisa membuat industri pesawat terbang, sekarang saatnya menjadi pembuktian bahwa Indonesia juga mampu bangkit di industri teknologi komunikasi.

“Kalau di zaman Habibie kita bisa membuat industri pesawat terbang, sekarang kita buktikan bisa bangkit di industri teknologi komunikasi,” ucapnya.

Muzzammil yakin dengan kemampuan teknologi komunikasi yang dimiliki Indonesia.

Baca Juga: Hari Pertama Vaksinasi Covid-19, Berikut Daftar Penerima yang Mendapat Vaksin bersama Jokowi

Menurutnya, sekarang adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk mengembangkan industri teknologi komunikasi.

Dalam cuitannya itu, Muzammil juga menyarankan pemerintah untuk dapat memfasilitasi kerjasama dengan pakar-pakar dari berbagai kampus lokal seperti ITB, UI, ITS, dan kampus-kampus lain se-Indonesia.

“Pemerintah perlu mendorong lahirnya platform lokal dengan memfasilitasi Kerjasama dengan pakar-pakar dari kampus-kampus, seperti @itbofficial, @univ_indonesia, @its_campus, dan kampus-kampus lain se-Indonesia,” pungkasnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x