Fakta Mengejutkan Tentang VPN, Berbohong Tentang Lokasi hingga Dapat Memonitor Pengguna

- 25 November 2020, 09:54 WIB
Ilustrasi internet.
Ilustrasi internet. /PEXELS/Picjumbo.com/


PR CIREBON - Cukup banyak dari pengguna internet yang memakai layanan virtual private network (VPN) demi keamanan privasi saat berselancar di internet.

Banyak perusahaan VPN berjanji menggunakan enkripsi kokoh untuk mengamankan data, dan juga melindungi privasi pengguna dengan cara tidak menyimpan informasi pengguna selama memakai VPN.

Namun, apakah benar bahwa perusahaan VPN menawarkan sedemikian layanan dengan keamanan privasi yang ketat? dan, apakah benar klaim yang diatawarkan perusahaan VPN dalam setiap iklannya?

Baca Juga: Menguak Asal Usul Mitos Makanan Jatuh 'Belum Lima Detik' dan Bahayanya

Dilansir dari The Conversation, ada sebuah riset yang menyatakan fakta sebenarnya mengenai cara kerja dari perusahaan VPN.

Riset itu dituliskan oleh Mohammad Taha Khan yang merupakan kandidat Ph.D Ilmu Komputer pada Universitas Illinois di Chicago dan Narseo Vallina-Rodriguez selaku ilmuwan bidang jaringan dan keamanan di Universitas California, Berkeley.

Dalam risetnya bersama peneliti lain, mereka memeriksa layanan dari 200 perusahaan VPN dan menemukan fakta yang cukup mengejutkan.

Baca Juga: Masuk Zona Hijau, 15 SMA dan SMK di Wilayah Selatan Garut Mulai Berlakukan Belajar Tatap Muka


1. Berbohong Tentang Lokasi

Hal yang paling menjual dari banyak layanan VPN adalah mereka mengklaim pelanggan dapat tersambung ke internet seolah-olah dari negara lain.

Menurut Taha dan Narseo, klaim-klaim terkait lokasi seolah-olah dari negara lain itu tidak selalu benar.

Mereka awalnya curiga ketika melihat ada VPN yang mengklaim dapat membuat pengguna seolah-olah tersambung dari Iran, Korea Utara and kepulauan seperti Barbados, Bermuda dan Cape Verde.

Baca Juga: Hari Guru Nasional 2020, Kemdikbud Gelar Apresiasi Dedikasi dan Inovasi Guru dan Kepala Sekolah

Tempat tersebut adalah tempat-tempat yang sangat sulit mendapatkan akses internet, bahkan mustahil bagi perusahaan asing.

"Ketika kami telusuri, kami menemukan bahwa beberap VPN yang mengklaim memiliki koneksi luas dan banyak sebenarnya hanya memiliki beberapa gabungan server di beberapa negara", tulis Taha dan Narseo dalam The Conversation.

Studi menemukan, perusahaan VPN memanipulasi rekaman jalur internet sehingga seolah-olah mereka menyediakan layanan di lokasi lain.

Baca Juga: Perihal Kerumunan Massa Sejumlah Acara di Jakarta, Wagub Sebut akan ada Evaluasi Jabatan

Taha dan Narseo menemukan setidaknya ada enam layanan VPN yang mengklaim melewatkan lalu-lintas melalui satu negara tetapi sesungguhnya malah melalui negara lain.


2. Ketidakjelasan Soal Privasi Data

"Kami juga menemukan bahwa perusahaan VPN tidak selalu berbuat banyak untuk melindungi data pengguna (tak seperti iklan mereka). Dari 200 perusahaan yang kami teliti, 50 bahkan tidak menayangkan kebijakan privasi sama sekali—padahal hukum mewajibkan hal ini," tulis Taha dan Narseo.

Sementara itu, perusahaan yang menayangkan kebijakan privasi memiliki deskripsi yang berbeda-beda mengenai penanganan data pelanggan.

Ada yang kebijakannya hanya berisi 75 kata, sangat jauh dari dokumen legal berlembar-lembar yang menjadi standar di perbankan dan situs media sosial.

Baca Juga: Sambut Kapolda Jawa Barat Baru, Ridwan Kamil: Semoga Jabar Semakin Kondusif dan Tentram

Ada pula yang tidak secara resmi mengonfirmasi hal-hal yang dijanjikan di iklan, sehingga mereka masih dapat mengintai pelanggan dan melanggar janji.


3. Membocorkan atau Memantau Lalu Lintas

Taha dan Narseo menuliskan bahwa ada kemungkinan kebocoran data akibat kesalahan programming yang dapat membuat orang lain tahu apa yang dilakukan pengguna VPN.

"Ketika kami menguji 61 sistem VPN, kami menemukan kesalahan programming dan konfigurasi di 13 dari 61 sistem itu, yang memungkinkan lalu-lintas internet keluar dari koneksi terenkripsi. Kegiatan online sang pengguna juga dapat terpapar ke pengamat dan pengintai di luar sistem," tulis mereka.

Selain itu, karena perusahaan VPN mampu (jika mau) memonitor segala aktivitas online yang dilakukan pelanggan, peneliti memeriksa apakah ada yang melakukan hal seperti itu.

Baca Juga: Jika Kasus Pernikahan Putri Habib Rizieq Sudah Pakai KUHP, Polisi Sebut akan Ada Surat Paksa

"Kami menemukan enam dari 200 layanan VPN ternyata memonitor kegiatan pelanggan mereka sendiri. Ini berbeda dari kebocoran yang tak disengaja, sebab ini secara aktif mengintai kegiatan pengguna—dan mungkin saja menyimpan data kegiatan pengguna itu," tulis mereka

"Tapi, enam perusahaan VPN yang kami sebut di atas tidak berkomitmen secara legal untuk melindungi pelanggan mereka, walau sudah berjanji demikian," imbuh mereka.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x