Dimulai dari Tak Terbiasa hingga Kambinghitamkan Jaringan, Belajar Jarak Jauh Dinilai Tak Efektif

15 Juli 2020, 11:05 WIB
Ilustrasi belajar di rumah selama pandemi Covid-19. (Dok. Galamedia) /

PR CIREBON - Memasuki tahun ajaran baru 2020, pemerintah memutuskan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) agar para siswa yang masih duduk di bangku sekolah masih bisa mendapatkan pelajaran meski hanya di rumah.

Namun nampaknya, metode tersebut masih dianggap tidak efektif. Beberapa orangtua mengeluhkan jaringan internet yang tidak stabil, sementara yang lain mengeluhkan anak-anak tak terbiasa dengan metode pembelajaran daring.

"Ya, menurut saya tidak efektif. Anak saya justru marah-marah karena tidak mengerti dan masih belum terbiasa. Jadi, kita harus mengarahkan dulu dan menjelaskannya sebelum anak-anak benar-benar mulai belajar," ujar Ati salah satu orang tua siswa di Garut, Jawa Barat yang dihubungi PikiranRakyat-Cirebon.com.

Baca Juga: Cek Fakta: Istana Negara Dikabarkan Beri Izin Pengaktifan Kembali PKI, Simak Penjelasannya

 

Sementara itu, orang tua siswa lainnya mengeluhkan jaringan internet yang tidak stabil, sehingga menjadi kendala saat siswa harus melakukan pertemuan secara online.

"Kurang efektif. Disini sinyal kadang tidak bagus, jadi anak saya bilang kesal karena sinyalnya jelek dan penjelasan dari guru tidak jelas," ujar Sugiarti saat dihubungi PikiranRakyat-Cirebon.com.

Berkaitan dengan keluhan orang tua dan para siswa, ahli Teknologi Informasi Abimanyu Wahyu Hidayat mengkritisi banyaknya keluhan proses belajar mengajar secara online yang mengkambinghitamkan jaringan internet.

Baca Juga: Percayakan Majelis Hakim Sepenuhnya, Nikita Mirzani Siap Hadapi Sidang Vonis Dugaan Penganiayaan

"Saya suka aneh, dalam hal pengajaran selalu berfikir belajar jarak jauh selalu disalahkan jaringan belum bagus lah. Kalau menunggu jaringan tersebar sampai bagus, berapa lama, berapa duit? Yang ada cuma jadi proyek," kata Abimanyu dilansir dari RRI.

Abimanyu mengatakan, dalam situasi mendesak saat ini dengan dimulainya tahun ajaran baru, tentu proses pembelajaran yang baik harus diterapkan.

"Kalau bicara soal urgensi, berarti kita upayakan dari yang ada aja. Materi yang digunakan sudah ada, tinggal cara penyampaiannya. Kalau jaringannya sudah bagus, mereka bisa langsung mendengarkan materi dari guru atau dosen itu dari online riil time," kata Abimanyu.

Namun di daerah yang kurang memiliki jaringan internet yang bagus, proses dapat dilakukan dengan cara perekaman materi ajar oleh guru yang bersangkutan.

Baca Juga: Polrestabes Bandung Siapkan Opsi Rekayasa Lalu Lintas, Mulai Agustus 2020 Jalan Jakarta akan Ditutup

"Tetapi di tempat-tempat yang kurang bagus, materi guru bisa direkam. Kemudian dikirm ke wilayah tersebut, mungkin disebar lewat VCD atau bisa  download, habis itu murud bisa mendengarkannya secara offline di rumah masing-masing," sebutnya.

Dengan demikian, keuntungan dan kemudahan penerimaan materi pembelajaran akan semakin baik bagi para murid.

"Dengan begitu tidak menghabiskan pulsa mereka, menunggu pengajaran gurunya. Misalnya saat itu dilakukan bagi murid mendengarkan di jam 8 pagi, lalu denan cara mendownload dulu dan kemudian mendengarkan di jam 10 pagi, apa bedanya? Tinggal masalah waktu, justru keuntungan, bagi murid yang belajarnya secara offline tapi tetap digital, dia kalau tidak mengerti guru ngomong apa, abisa direplay sampai mengerti," pungkasnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler