Publik Inggris Belum Sepenuhnya Menerima Kendaraan Tanpa Pengemudi

13 Mei 2022, 17:18 WIB
Hampir sembilan dari 10 orang di Inggris ingin kendaraan self-driving diberi label yang jelas. /AP/

SABACIREBON - Sekalipun Inggris terbilang kampiun dalam bidang otomotif, namun belum sepenuh penduduk negeri itu bisa menerima kehadiran mobil swakemudi (Self-Driving).

Penduduk Inggris tidak sepenuhnya setuju dengan ide berbagi jalan dengan mobil tanpa pengemudi.

Para peneliti mensurvei 4.860 anggota masyarakat Inggris pada akhir tahun 2021 tentang sikap mereka terhadap kendaraan yang dapat mengemudi sendiri.

Baca Juga: Digagalkan, Ekspor Ilegal 8 Kontainer Minyak Goreng siap Ekspor ke Timor Leste

Ketidakpercayaan publik terhadap kendaraan tanpa pengemudi tampaknya terkait dengan kekhawatiran akan keselamatan.

Sementara 58 persen orang yang disurvei merasa tidak nyaman menggunakan kendaraan self-driving

Sebanyak 55 persen dari mereka tidak merasa aman berbagi jalan dengan kendaraan yang dikendalikan dari jarak jauh.

Baca Juga: Ketika Lagu Maqadir dan Noni Mukhromin Menghentak Pusat Perbelanjaan Terbesar di London

Tingkat ketidaknyamanan ini belum benar-benar berubah dalam lima tahun terakhir survei publik.

"Kendaraan self-driving sering digembar-gemborkan sebagai revolusi transportasi baru, tetapi masih ada sejumlah besar yang perlu dikerjakan," kata Profesor Jack Stilgoe, dari University College London, yang memimpin penelitian.

Menurut laporan itu, hampir sembilan dari 10 orang di Inggris ingin kendaraan self-driving diberi label yang jelas pada kendaraan itu, sehingga mereka dapat dengan mudah dibedakan dari yang dikemudikan manusia.

"'Dalam hal label - saat ini pada dasarnya cenderung bebas. Perusahaan bisa melakukan apapun yang mereka suka, meski ada juga yang memilih untuk menulis kendaraan self-driving di belakang mobil mereka,” kata Stilgoe.

Baca Juga: Mateo Kovacic bakal Absen di Laga Piala FA, Korban Tekling Keras Dan James

"Apakah hal-hal ini bisa memasang seperti pelat nomor-L, atau lampu berkedip atau apa pun, masih perlu diselesaikan."

Sebanyak 58 persen warga Inggris tidak nyaman menggunakan kendaraan self-driving.

Sementara itu, 92 persen setuju jika terjadi tabrakan semua data harus tersedia untuk penyelidik, yang saat ini tidak terjadi pada perusahaan kendaraan swakemudi.

Untuk mendapatkan kepercayaan publik, kendaraan swakemudi mungkin memerlukan perekam kotak hitam ala pesawat terbang.

Lain halnya responden Amerika Serikat (AS) sedikit lebih menyukai kendaraan tanpa pengemudi.

Itu terjadi karena mungkin peluncuran kendaraan tanpa pengemudi itu di San Francisco.

Akan tetapi bulan lalu sebuah mobil tanpa pengemudi milik Cruise tabrakan dengan polisi.

Di Inggris, kendaraan tanpa pengemudi hanya diperbolehkan dengan izin khusus untuk penelitian ilmiah.

Baca Juga: Info Loker Mei 2022, Lowongan Kerja Minimal Lulusan SMA di BUMN PT Angkasa Pura Hotels, Ini Link Daftarnya

Wayve, perusahaan rintisan otonom yang berbasis di London, saat ini sedang menguji coba kendaraan tanpa pengemudi di Inggris dengan sejumlah pilot, termasuk dengan Ocado dan Asda.

Di antara temuan lainnya, survei tersebut menyoroti bahwa publik Inggris lebih memilih angkutan umum yang dapat mengemudi sendiri daripada kendaraan tanpa pengemudi untuk penggunaan pribadi.

Mobil self-driving masih dipandang tidak terjangkau oleh masyarakat umum.

Hanya hanya 13 persen responden yang setuju bahwa orang miskin akan mendapat manfaat lebih banyak dari teknologi daripada orang kaya.

Survei tersebut merupakan bagian dari proyek tiga tahun, berjudul 'Driverless Futures?', yang melibatkan peneliti dari UCL, UWE Bristol dan City, University of London dan didanai oleh Dewan Riset Ekonomi dan Sosial Inggris.***

Editor: Asep S. Bakrie

Tags

Terkini

Terpopuler