Network
PR CIREBON – Selain Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, jajaran Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS juga melakukan kunjungan silaturahmi dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab di kediamannya, Petamburan, Jakarta pada Rabu, 11 November malam.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyebutkan Indonesia ke depan akan lebih baik lagi dengan melakukan revolusi akhlak.
"Insya Allah ke depannya Indonesia, seperti Habib Rizieq, akan mengedepankan revolusi akhlak agar ke depan Indonesia lebih baik lagi," kata Syaikhu pada Kamis, 12 November, dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari RRI.
Baca Juga: Anies Baswedan Mengunjungi Habib Rizieq, Wagub DKI: Silaturahmi Biasa Saja
Selain Syaikhu, jajaran Pimpinan PKS yang berkunjung ke kediaman Rizieq adalah Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al Jufri, Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan, Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Al Habsy dan Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman.
Syaikhu menambahkan bahwa PKS memiliki satu napas dengan FPI dan Habib Rizieq terkait revolusi akhlak. Hal itu, menurutnya, akan menjadikan Indonesia menjadi lebih baik ke depannya.
"Tapi terkait semangat beliau dengan revolusi akhlak, saya kira ini semangat untuk memperbaiki Indonesia lebih baik. Apa yang diinginkan mudah-mudahan memperbaiki bangsa ini," ujarnya.
Baca Juga: Tidak Hadir dalam Penyematan Bintang Mahaputera, Refly Harun Ungkap Beberapa Alasan Gatot Nurmantyo
"Dengan generasi yang memiliki akhlak terpuji, akan ada optimisme dan mewarnai kehidupan ke depan. Barangkali ini memulai dengan revolusi akhlak. PKS sangat mendukung kalau kaitan-kaitan dengan hal seperti ini," lanjutnya.
Syaikhu juga mengungkap pesan Habib Rizieq kepada PKS agar terus istikamah dalam perjuangan bersama umat.
"Insya Allah, mudah-mudahan PKS tetap istikamah bersama-sama dengan umat," tuturnya.
Baca Juga: Berulah Lagi, Dianggap Sebagai Pemborosan, Anggaran Smart Card DPR Dipertanyakan
Syaikhu menyebut pihaknya juga sempat berdiskusi tentang UU Cipta Kerja. Habib Rizieq mengaku bersama timnya akan mempelajari secara mendalam terkait UU Cipta Kerja.
"Jadi beliau tugaskan tim untuk mengkaji sehingga belum bisa eksplor sekarang. Sehingga mungkin biarkan timnya melakukan kajian-kajian lebih mendalam," jelasnya.***
