Network
PR CIREBON - Dengan terlihat Banyaknya massa pendukung yang datang saat menjemput kepulangan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) adalah sebuah bukti bahwa massa Rizieq Shihab sangat banyak dan militan.
Hal tersebut membuat Direktur Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul memprediksikan bahwa kekuatan HRS tidak boleh dipandang sebelah mata
Apalagi dengan banyaknya pendukung HRS bisa menjadi sebuah modal kekuatan politik 2024.
"Melihat animo pendukung yang menjemput di Bandara yang begitu banyak, saya pikir ini adalah satu kekuatan politik," kata Adib kepada wartawan, Selasa 10 November 2020. dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.
Sangat terlihat sekali dengan realitas tersebut, kalau negara harus hadir dalam artian mengakomodir kepentingan-kepentingan Habib Rizieq Shihab yang selaras dengan pemerintah.
Hal tersebut juga bisa menjadikan HRS sebagai mitra dalam mensejahterakan bangsa dan negara melalui revolusi akhlak dan bukan sebaliknya yang terkesan memukul melalui narasi-narasi yang bertentangan.
"Bukan hanya lip service (basa basi) cuma sekedar mengungkapkan di media massa, melainkan ada benar-benar dirangkul untuk kepentingan bangsa dan negara, jangan seolah negara memukul," kata ia.
Baca Juga: Pfizer Masih Dipertimbangkan Indonesia Jadi Vaksin Covid-19, Menko Airlangga: Belum Masukkan Itu
Dengan merangkul Habib Rizieq Syihab mungkin kegaduhan akibat dari perbedaan pendapat yang ada saat ini kerap muncul bisa tereliminasi dengan rangkulan dari pemerintah.
Adib juga menyebut bila kekuatan politik 212 dan sejenisnya hingga saat ini masih terpelihara dengan baik, jika pemerintah bisa menyamakan persepsi justru akan menguntungkan rezim Jokowi.
Selain itu, dengan banyaknya massa yang menjemput Imam Besar FPI tersebut hal itu tidak bisa dipandang sebelah mata dan akan mempengaruhi proses politik di Pilpres 2024.
"Dengan merangkul Habib Rizieq Shihab dan pendukungnya saya kira akan membuat teduh proses politik di tahun 2024 yang akan datang, karena bagaimanapun ini (HRS dan pendukungnya) tidak bisa dipandang sebelah mata," pungkasnya.***
