PR CIREBON – Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, akan resmi pulang ke Indonesia hari ini, Selasa, 10 November. Kepulangan Habib Rizieq ke tanah air tersebut, menurut pengamat, seyogyanya menjadi momentum membuka tabir persoalannya dengan pemerintah.
"Sehingga menjadi terang benderang persoalan yang terjadi selama ini," kata Pengamat Politik dan Pemerintahan Universitas Indonesia (UI), Dr. Ade Reza Hariyadi pada Selasa, 10 November, dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari RRI.
Ade mengatakan bahwa persoalan keduanya tidak akan pernah selesai jika yang terjadi hanyalah klaim masing-masing pihak.
Baca Juga: Kasus Hukum Rizieq Banyak Dipertanyakan, Pengamat: Selama Belum SP3, Masih Terus Berjalan
"Tidak bisa berdiri sendiri, harus saling berinteraksi. Kalau sudah tidak ada persoalan di sana, ya sebaiknya di terima, dan kalau memang di sini masih ada kaitannya dengan masalah hukum, Habib juga harus menghadapi, dan hak-hak konstitusional digunakan untuk mendapatkan pelayanan hukum yang terbaik," jelasnya.
Sebaliknya, menurut Ade, pemerintah juga tidak boleh terkesan mencari kesalahan dari Habib Rizieq.
"Kedua juga tidak ada upaya untuk mencari cari kesalahan, karena Habib Rizieq yang suka berseberangan pendapat dengan pemerintah. Harus ada situasi yang sama-sama fair. Sehingga tidak ada kesan-kesan lain," ungkapnya.
Baca Juga: Tunggu Kepulangan Habib Rizieq Shihab, 970 Petugas Gabungan Disiagakan di Bandara Soetta