Dosen di Makassar menjadi Objek Tindak Kekerasan Oknum Polri, Berikut Kronologi dan Kondisinya

- 6 November 2020, 20:37 WIB
Tangkap layar CCTV tindak kekerasan yang dilakukan oknum polri/ youtube.com/ Najwa Shihab
Tangkap layar CCTV tindak kekerasan yang dilakukan oknum polri/ youtube.com/ Najwa Shihab /



PR CIREBON - Aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja di Makassar, Sulawesi Selatan, nampaknya berakhir ricuh dan mengakibatkan demonstran bentrok dengan pihak aparat kepolisian.

Diketahui seorang dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makassar, Andry Mamonto menjadi korban salah tangkap dan tindak kekerasan oleh beberapa oknum aparat kepolisian pada 8 Oktober lalu.

Dilansir dari acara talkshow di akun Youtube Najwa Shihab, setelah beberapa pekan dari kejadian kekerasan tersebut, Andry mengaku dirinya masih merasakan nyeri dibagian belakang kepalanya dan mata kirinya masih belum sembuh betul.

Baca Juga: Mantan Anak Buah Trump Ancam Akan Penggal Direktur FBI

"Alhamdulillah sudah membaik, tapi masih kontrol terus check up, karena bagian belakang kepala msih suka nyeri dan bisa dilihat ya ini mata kiri saya belum dalam kondisi normal bisa dibandingkan ya," kata Andry.

Menurut Andry, dirinya menjadi salah satu korban salah tangkap yang mendapat tindak kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Adapun luka yang didapat oleh Andry yaitu di wajah bagian kiri lebam hingga pendarahan di mata, tangan lecet, lebam di bagian bahu dan paha kanan.

Baca Juga: Jasa Kuasa Hukum Belum Dibayarkan, Fredrich Yunadi Gugat Setya Novanto

"Luka itu bagian kiri muka ini semua lebam, sempat pendarahan di mata, tapi alhamdulillah untuk sekarang sudah membaik. Terus bagian tangan kanan ada goresan, kemudian lebam pada bahu dan paha kanan," ujar dosen UMI tersebut.

Adapun kronologi pada kejadian tersebut, Andry mengatakan bahwa dirinya saat itu sedang pergi mencari makan, setelah itu dirinya ingin menuju tempat fotokopi, namun tercekat akibat adanya massa aksi yang masih berdemonstrasi.

Saat menunggu tiba-tiba Andry dikejutkan dengan lemparan gas air mata yang jatuh di sekitarnya, lalu dirinya mencoba menghindari, naas Andri yang tidak tahu menahu harus menjadi korban tindak kekerasan oknum aparat kepolisian.

Baca Juga: Diduga Gratifikasi, Nizar Dahlan Laporkan Menteri PPN Bappenas ke KPK

"Akhirnya karena masih ada massa aksi, saya menunggu, saya pikir massa aksi sudah bubar. Saya parkir motor, kemudia saya ada di bahu jalan saya tidak berpindah, lalu tiba-tiba ada lontaran gas air mata, karena hal tersebut saya menghindar kedalam salah satu mini market," katanya.

"Saat saya menghindar ada salah seorang yang menghampiri saya menggunakan pakai biasa, lalu saya mengeluarkan kartu pengenal saya dan menjelaskan saya bukan massa aksi, namun hal tersebut tidak diindahkan oleh oknum aparat polisi. Ketika sata mulai ditarik, disitu mulai ada pemukulan dari oknum, kurang lebih ada tiga orang," tambah Andry.

Andry menyampaikan sempat ada peringatan untuk tidak melakukan tindak kekerasan dari atasan oknum polisi tersebut, namun tampaknya oknum polisi tidak mengindahkan perkataan atasannya.

Baca Juga: FBI Diancam Eks Anak Buah Trump Mengejutkan, Tiga Medsos Kompak Menangguhkan Akun Steve Bannon

Kasus sedang ditindak lanjuti oleh pihak aparat kepolisian, sebagaimana Kombes Pol Ibrahim Tompo, Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan yang merasa prihatin dengan kekerasan yang menimpa Andry.

"Dalam mekanisme ada prosedur yang dilalui misal melakukan penyelidikan serta pemeriksaan ini semua sedang berjalan nanti akan kita rilis," ujar Ibrahim.***

 

Editor: Egi Septiadi

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x