Usai Presiden Teken UU Cipta Kerja, Tiongkok Berbondong-Bondong Ingin Investasi di Indonesia

- 5 November 2020, 17:44 WIB
ilustrasi naskah uu cipta kerja
ilustrasi naskah uu cipta kerja /Antara News

PR CIREBON - Pada Selasa 3 November 2020 Presiden RI Joko Widodo resmi meneken Undang-Undang (UU) Cipta Kerja Omnibus Law setebal 1.187 halaman saat malam hari.

Pengesahan UU Cipta Kerja ini mengundang para investor asing untuk beramai-ramai merencanakan investasinya di Indonesia.

Diketahui terdapat delapan perusahaan asal Tiongkok yang bergerak diberbagai bidang industri menyampaikan keinginannya di Kedutaan Besar RI di Beijing untuk berinvestasi di Indonesia.

Baca Juga: Siapapun yang Terpilih? Joe Biden ataupun Donald Trump, RI Harus Bisa Menyesuaikan

"Para CEO delapan perusahaan datang ke Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk menyampaikan keinginannya memperluas jaringan bisnisnya ke Indonesia," kata Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia, Djauhari Oratmangun, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Travis Liu, sebagai pimpinan delegasi yang bertanggung jawab terhadap delapan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi, manufaktur, pelestarian lingkungan, kebutuhan masyarakat, media dan investasi ekuitas, bertemu Duta Besar dan jajaran KBRI Beijing.

Liu melihat potensi yang besar pada pasar di kawasan Asia Tenggara yang berkembang sangat pesat.

Baca Juga: Albiner Sitompul: Majalah Charlie Hebdo Pantas Ditutup Karena Telah Mencederai Freedom of Religious

Khususnya Indonesia sebagai satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam G20 memiliki pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil bahkan cenderung meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Menurut Liu, hal ini yang membuat para pengusaha dari China ini sangat tertarik berinvestasi di Indonesia.
 
Diketahui investasi Tiongkok di indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan.

Baca Juga: PBB Kembali Desak Israel Untuk Hentikan Penghancuran di Palestina

Duta Besar Djauhari menanggapi positif keinginan mereka dengan mengingat bahwa batu bara merupakan produk ekspor terbesar Indonesia ke Tiongkok.

Selama bulan Januari hingga September 2020, Tiongkok telah merealisasikan investasinya di Indonesia sebesar 3,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) sehingga menempatkannya di posisi kedua investasi asing terbesar di Indonesia.

Beberapa dari proyek yang dilakukan Indonesia-Tiongkok dikerjakan melalui kerangka sinergi Poros Maritim Dunia dan Parakarsa Sabuk Jalan (BRI), termasuk pengembangan empat koridor ekonomi baru dan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia.

Baca Juga: Ramai Isu Boikot Produk Prancis, Polri Harapkan Tokoh dan Ulama Ambil Peran Tenangkan Masyarakat

"Saya berharap kawasan ekonomi itu bisa menjadi investasi potensial bagi para calon investor Tiongkok," ujar Djauhari.

Selain itu, Djauhari juga menawarkan beberapa sektor industri kepada para pengusaha Tiongkok sejalan dengan bidang-bidang kerja sama ekonomi yang selama ini juga menjadi prioritas Indonesia.

"Sehubungan dengan hal ini, kami akan menindaklanjuti berbagai proposal kerja sama tersebut dengan otoritas terkait di jakarta untuk mewujudkan capaian investasi yang konkret," ungkap Djauhari.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x