Ceritakan Kepribadian Bung Hatta, Meutia Hatta: Kalau Beda Pendapat, Dia Kirim Surat pada Bung Karno

- 4 November 2020, 17:20 WIB
Meutia Hatta kecil bersama ayahnya, Bung Hatta, tangkap layar Youtube/Helmy Yahya Bicara
Meutia Hatta kecil bersama ayahnya, Bung Hatta, tangkap layar Youtube/Helmy Yahya Bicara /

 

PR CIREBON - Mohammad Hatta (Bung Hatta) dulu berkomitmen tidak akan menikah sebelum merdeka, begitu merdeka langsung menikah. Itu pun karena disuruh, dan dicarikan jodoh oleh Presiden Pertama Indonesia Soekarno (Bung Karno), kata Prof. Dr. Meutia Farida Hatta Swasono, anak pertama Bung Hatta, 4 November 2020.

"Setelah merdeka pun tidak berpikir tentang sumpahnya, sehingga Bung Karno merasa seorang wakil presiden harus mempunyai istri, dan kebetulan Bung Karno bersahabat dengan Pak Rahim yaitu kakek saya, yang punya dua putri, dan yang sulung ibu saya waktu itu berusia 18 tahun. Akhirnya Bung Karno memilih ibu saya untuk menikah dengan ayah saya," kata Meutia Hatta.

Meutia Hatta mengungkapkan bahwa Bung Hatta itu orang yang sebetulnya penuh kasih sayang kepada keluarga, dan punya sifat tidak suka marah tetapi teguh dalam pendirian, dan sama kata maupun perbuatan, atau tidak menyimpang dari apa yang sudah dikatakan.

Baca Juga: Ketidakpastian Hasil Pilpres AS 2020 Menguntungkan, Rupiah Menguat Sepanjang Hari

"Beliau juga jujur, beriman pasti ya, rapi, dan juga tertib dalam berpakaian, termasuk ke dalam waktu," kata Meutia.

"Dulu ada cerita ketika dulu di Banda Neira, beliau itu suka setiap hari jalan kaki, kalau lewat di depan pabrik pengelupasan pala, ketika lewat di pintu gerbang selalu persis jam lima sore. Sehingga guru-guru tahu kalau Bung Hatta sudah lewat berarti sudah jam lima, makanya saya bilang bom waktu," ujar Meutia melanjutkan.

Meutia mengenang Bung Hatta sebagai sosok yang memegang teguh prinsip, namun bersifat kekeluargaan.

Baca Juga: Austria Berkabung Usai Penyerangan, Bendera Setengah Tiang Didirikan dan Keamanan Diperketat

"Kadang-kadang kita ingin ada waktu, misal pergi dari Jakarta menuju ke megamendung untuk istirahat atau liburan, tapi ingin setop dulu di pinggir jalan ya masih bisa, jadi tidak begitu bom waktu," kata Meutia.

Menurut Meutia, ada hal-hal yang tidak merugikan tapi kalau sudah prinsip tidak bisa ditawar. Prinsip bahwa yang dilakukan, misalnya ada undangan itu pasti dipenuhi, walau dalam keadaan sakit kecuali dokter melarang.

"Juga prinsip makan, kalau dokter bilang tidak boleh ya tidak, jadi tidak mau melanggar," kata Meutia.

Baca Juga: Diapresiasi Sejumlah Lembaga Dunia, Moeldoko Optimis UU Ciptaker Dapat Membuat Rakyat Sejahtera

Meutia menyatakan dari kecil dia sudah diajar atau dilatih untuk bertanggung jawab, namun dalam suasana persahabatan, serta tidak mencurigai.

"Jadi saya mengajar adik saya, lalu adik saya mengajar adik saya yang satu lagi, jadi kami terbiasa sampai sekarang misal menitip beli. Uangnya berapa, yang dibelanjakan segini, sudah terbiasa," kata Meutia.

Dia mengatakan kalau Bung Hatta melarang anak-anaknya menggunakan mobil dinas kecuali bersama dirinya.

Baca Juga: Inggris Panik, Merasa Jadi Ancaman Serangan Teror Berikutnya Setelah Prancis dan Austria

"Tapi kadang anak-anak juga tidak boleh masuk mobil dinas," katanya. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Helmy Yahya Bicara.

Meutia mengaku dulu keluarganya selalu dikawal, tetapi ketika Bung Hatta sudah tidak lagi menjabat menjadi wakil presiden, Bung Hatta mengatakan kepada keluarganya bahwa sekarang mereka hidup sebagai orang biasa.

Meutia juga mengungkapkan ketika Bung Hatta memiliki perbedaan pendapat dengan Bung Karno, maka dia akan mengirim surat.

Baca Juga: Tak Sia-sia Bak Detektif Conan, Viral Aksi Polisi Ringkus Spesialis Jambret HP di Jakarta Utara

"Bung Hatta itu dalam konflik dengan Bung Karno, ketidakcocokan berpikir, mereka berdua itu pikirannya sama bahwa Indonesia harus maju, rakyat harus maju, negara maju, tetapi bagaimana caranya berbeda. Jadi Bung Hatta itu kalau tidak setuju, dia menulis surat kepada Bung Karno. Jadi tidak diumbar di media, ini sekadar memberi nasihat kepada teman seperjuangan sehingga tidak banyak orang tahu kecuali mereka berdua atau lingkungan dekat," katanya.

Meutia mengatakan kalau itu agar ketidakseimbangan politik tidak terlalu kelihatan, kalau ada ketidakcocokan.

"Bung Hatta tidak pernah menyimpang dari aturan, menegur Bung Karno tapi hanya menulis surat, jadi tidak membuat orang tahu kalau di atas itu ada perbedaan," ujarnya.

 ***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah