Sarah mengaku, adanya persoalan terhadap individu yang sebelumnya tidak mengalami permasalahan kesehatan mental, namun di masa pandemi ini, justru menimbulkan keluhan akibat stress yang berkepanjangan.
Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp 6.076 Triliun, BI: Struktur Utangnya Masih Tetap Sehat
Meski demikian, menurut Sarah, orang dengan permasalahan kesehatan mental baru ini, justru akan lebih tangguh lantaran mereka pernah berada di fase terendah.
“Misalnya yang tadinya easy going banget orangnya, terus jadi parnoan karena takut ketularan kemudian mereka akan mencari tahu sebenarnya ada apa dengan diri saya, itu akan menimbulkan kepekaan kepada si individunya sendiri,” ujarnya.
Sehingga, lanjutnya, pemahaman tentang diri sendiri jika disikapi dan di follow up dengan tepat mereka akan jadi individu yang baru dan lebih baik.
Baca Juga: Waktunya Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini, Sebagai Referensi Makanan Hingga Kecantikan
Selain tetap mengatur pola hidup yang bersih dan sehat, lanjut Sarah, merilekskan diri sendiri serta tetap menjalin silaturahmi dengan keluarga dan sahabat meski secara daring dapat menjadi upaya untuk dapat tetap menjaga kesehatan mental di masa pandemi Covid-19 ini.
“Yang pasti kita harus fokus pada hal yang bisa kita kontrol, seperti makan- makanan bergizi, kemudian berolahraga, istirahat yang cukup, dan yang terpenting kita juga jangan lupa untuk tetap menjalin komunikasi dengan keluarga,” katanya.
Lanjut Sarah, karena dengan adanya dukungan sosial, perasaan senasib karena adanya PSBB akan memberikan pengaruh besar.
“Serta jangan lupa untuk rileks misalnya kaya latihan relaksasi, latihan pernafasan atau menyalurkan hobi saat dirumah saja itu baik untuk kesehatan mental kita,” pungkasnya.***