Inovasi ini membawa suasana kegembiraan yang lebih besar di tengah umat Islam.
Sidang Isbat dimulai pada Minggu pukul 17.00 WIB dan berlangsung hingga penutupan dengan penetapan awal puasa Ramadhan.
Kegiatan dimulai dengan paparan terbuka mengenai posisi bulan sabit baru (hilal) berdasarkan data astronomi oleh para pakar.
Sidang mempertimbangkan informasi awal dari hasil perhitungan astronomis (hisab) dan konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.
Setelah Shalat Maghrib berjamaah, dilanjutkan dengan sidang tertutup, dan akhirnya, keputusan Sidang Isbat diumumkan melalui konferensi pers yang meriah.
Baca Juga: Arsenal Rebut Posisi Puncak Klasemen Liga Premier Inggris dari Liverpool
Namun, terdapat perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menetapkannya pada Senin 11 Maret 2024.
Perbedaan ini tidak bersumber dari metode hisab atau rukyat, melainkan karena perbedaan kriteria yang dipegang oleh setiap organisasi Islam, termasuk pemerintah.
Muhammadiyah menggunakan kriteria wujudul hilal, sementara Nahdlatul Ulama dan beberapa organisasi keagamaan lain di Indonesia mengacu pada kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal).