Jelang Sidang PBB ke-75, Presiden Jokowi Berkesempatan Pidato Sampaikan Harapan Masyarakat Dunia

- 28 Agustus 2020, 17:21 WIB
Presiden Jokowi menyerahkan BSU secara simbolis kepada pekerja. (YouTube)
Presiden Jokowi menyerahkan BSU secara simbolis kepada pekerja. (YouTube) /

PR CIREBON - Jelang Sidang ke-75 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang akan digelar pada 21 September hingga 2 Oktober mendatang, ternyata memiliki kabar gembira untuk Indonesia.

Tepatnya, Presiden Joko Widodo akan punya kesempatan berpidato dalam sesi Debat Umum, yakni sesi penyampaian pandangan para pemimpin negara di dunia.

Nantinya, isi pidato itu akan mengangkat pentingnya mempertahankan peranan PBB terkait respon tantangan global yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Deklarator KAMI Gagal Nyapres 2019, Pengamat: Bukan Gerakan Moral, Apalagi Ada Poster Pemakzulan

"Presiden RI, dalam pidatonya, akan mengangkat pentingnya mempertahankan relevansi peranan PBB, termasuk dalam merespons berbagai tantangan global yang terjadi saat ini," ungkap Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kemlu RI Grata Indah Werdaningtyas dalam keterangan pers virtual pada Kamis, 27 Agustus 2020.

Adapun peran PBB yang dimaksud itu terkait pula dengan cara lembaga multilateral tersebut mengatasi pandemi Covid-19 dengan dampak yang ditimbulkan terhadap berbagai dimensi, terutama di bidang perekonomian.

Kemudian berikutnya, Presiden Jokowi juga akan menyampaikan harapan masyarakat dunia terhadap usia organisasi dunia PBB itu yang sudah menginjak 75 tahun, sehingga dapat memberikan solusi dan hasil nyata melalui program-program yang dijalankan.

Baca Juga: RUU Cipta Kerja Bisa Perbaiki Ekonomi RI, Pakar: Buat Banyak Lapangan Kerja dengan Regulasi Simpel

"Dalam kaitan ini, Indonesia memiliki komitmen untuk turut menjaga keberadaan sistem multilateralisme dan peran PBB sebagai platform utama dalam mengatasi berbagai tantangan global," jelas Grata, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Sebagai informasi pagelaran Sidang Majelis Umum PBB ke-75 itu akan pertama kalinya dibuat secara virtual dan langsung. Artinya, bila menghadiri langsung akan ada pembatasan jumlah delegasi yang diizinkan hadir secara fisik. Sedangkan, pejabat tinggi akan menyampaikan pidato yang telah direkam sebelumnya (pre-recorded message).

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x