Hikayat 1 Juni : Luka Demi Pancasila Seorang Kiai Muda

- 3 Juni 2023, 20:27 WIB
KH Maman Imanulhaq Anggota Komisi VIII DPR RI/SabaCirebon
KH Maman Imanulhaq Anggota Komisi VIII DPR RI/SabaCirebon /

SABACIREBON - Juni menjadi salah satu bulan penting yang mewarnai catatan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Istimewanya lagi, di bulan ke enam sistem penanggalan masehi ini, lahir 4 presiden Indonesia, mulai Bung Karno, Soeharto, BJ Habibie, dan terakhir ada nama Joko Widodo yang kini masih menjabat sebagai Presiden Indonesia ketujuh.

Tanggal 1 Juni menjadi tonggak perjalanan Republik ini sebagai sebuah negara bangsa. Publik Indonesia memperingatinya sebagai Hari Lahir Pancasila.

Hal ini sejalan dengan Keppres Nomor 24 Tahun 2016 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo yang isinya menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila serta menjadikan tiap tanggal 1 Juni sebagai hari libur nasional.

Baca Juga: KH Maman Imanulhaq Sebut, Perlu Dianggarkan Petugas Pendamping Psikis Jemaah Haji Lansia di Majalengka

Pemilihan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI) dalam upaya merumuskan dasar negara Republik Indonesia.

Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.

Saking monumentalnya terlahirnya Pancasila, wajar bila publik kemudian menjadikan 1 Juni menjadi momentum perayaan keberagaman. Pancasila tidak hanya sebagai landasan bernegara, namun menjadi pedoman kebangsaan, simfoni yang meng-arrangement berbagai keragaman menjadi satu kekuatan.

Baca Juga: KH Maman Imanulhaq Sebut Bandara Kertajati Majalengka, Pertama Kali Sebagai Embarkasi Haji

Halaman:

Editor: Nurhidayat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x