PR CIREBON - Pandemi Covid-19 telah membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan agar warga tetap di rumah untuk menekan laju persebaran Covid-19.
Namun, hal tersebut ternyata berdampak pasa psikologis remaja.
Woman Crisis Center (WCC) Dian Mutiara, mencatat jumlah kekerasan dalam berpacaran yang dialami remaja di Malang Raya meningkat selama pandemi Covid-19.
Baca Juga: Tiga Kali Suntikan Sudah Kebal, Iklan Vaksin Covid-19 Rp 1 Juta per Dosis Ramai di Medsos Tiongkok
Ketua WCC Dian Mutiara, Sri Wahyuningsih mengungkapkan, pihaknya menerima laporan kekerasan remaja dalam berpacaran pada tahun 2019 lalu sebanyak 18 laporan, di mana para pelapor rata-rata masih remaja usia SMP hingga mahasiswi.
"Di periode yang sama, jumlah laporan kekerasan berbasis gender yang masuk ke kami meningkat menjadi sekitar 34 kasus," katanya, Jumat, 14 Agustus 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.
Berdasarkan laporan yang masuk, penyebab kekerasan dalam berpacaran ini bervariasi. Namun, mayoritas mengarah pada kekerasan seksual, hingga ancaman menyebarkan video hubungan seksual.
Baca Juga: Diduga Terlibat Jaringan Teroris JAD dan MIT, Densus 88 Ringkus 15 Tersangka di Jakarta dan Jabar
"Belajar daring di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini hanya membutuhkan waktu beberapa jam. Waktu yang luang digunakan untuk pacaran secara online, kemudian mereka bertemu. Nah, di momen inilah berpotensi terjadi kekerasan dalam berpacaran," tuturnya.