Solo Meradang, Walkot Rudyatmo Kecam Kasus Intoleransi Hanya Buat Citra Pluralisme Luntur

- 12 Agustus 2020, 10:22 WIB
 Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menjelaskan alasan Kota Solo disebut masuk "zona hitam" Covid 19
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menjelaskan alasan Kota Solo disebut masuk "zona hitam" Covid 19 /tok suwartp/

PR CIREBON - Aksi penyerangan yang menimpa kediaman Habib Umar Assegaf di Jalan Cempaka, Mertodranan, Pasar Kliwon, Solo pada Sabtu, 8 Agustus 2020 malam, jelas mendapat perhatian dari Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo.

Dengan tegas, Rudy mengecam peristiwa buruk itu karena insiden itu hanya membuat citra Solo yang dikenal dengan kota pluralisme dan penuh toleransi menjadi seketika luntur.

"Kita kan dari dulu sudah mengumpulkan tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat, untuk menciptakan iklim yang kondusif di Kota Solo ini," ungkap Rudyatmo dalam pernyataan yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI pada Rabu, 12 Agustus 2020.

Baca Juga: Presiden Ke-6 RI Beri Wejangan untuk Jokowi, SBY: Kita Punya Utang, Pandailah Alokasikan APBN

Lebih lanjut, Walikota yang akrab disapa Rudy itu mengaku sudah rutin menyampaikan kepada semua pihak untuk melakukan koordinasi saling menghargai dan menghormati, meski memang ada perbedaan tetapi semua harus bersatu dalam nama bangsa Indonesia.

Untuk itu, Rudy meminta penegak hukum untuk mengusut kasus ini sampai tuntas, sekaligus berharap kejadian yang ada di Pasarkliwon tidak diributkan lagi karena sudah ditangani oleh pihak kepolisian.

"Apapun yang dilakukan oleh warga masyarakat kan sesuai dengan UUD. Negara kan jelas melindungi, jadi negara ini melindungi tumpah darah masyarakat. Untuk itu dengan adanya kejadian kemarin tentunya diusut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku," ujar Rudy.

Baca Juga: Populer dengan Kontroversi Benur, Edhy Prabowo: Saya Bukan Menteri Kelautan dan Periklanan

Dengan demikian, kejadian intolerasni itu harus menjadi yang terakhir di Kota Solo, sehingga bila nanti ada permasalahan perbedaan pendapat maka lebih baik duduk bersama untuk musyawarah mencari solusi terbaik.

"Yang paling utama adalah saling menghargai dan menghormati sesama," ujarnya.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x