PR CIREBON - Pemilihan Wali kota (Pilwalkot) Solo dapat menjadi ajang rakyat untuk mengingat kembali masa penderitaan dari maraknya nepotisme yang merajalela di Indonesia puluhan tahun silam.
Inilah yang diungkapkan pengamat politik dari Indonesia Development Monitoring (IDM), Bin Firman Tresnadi.
Ia mendasarkan pengamatannya terhadap kotak kosong yang pernah menjadi pengalaman warga Makassar saat mengikuti Pilwalkot Makassar 2018 lalu.
Pengalaman Makassar itu yang dinilai Bin Firman dapat terulang di Pilwalkot Solo.
Baca Juga: Hobi Bermain Tirai Menirukan Sosok Hantu, Seorang Bocah Tak Sadar Tewas Tercekik karena Ulahnya
"Kemenangan kotak kosong di Pilwalkot Solo bukan hal yang mustahil kembali terjadi," ungkap Bin Firman Tresnadi dalam pernyataan yang dikutip dari RRI pada Selasa, 21 Juli 2020.
Adapun ia menjelaskan dasar pendapatnya tentang kotak kosong yang tak mustahil dimenangkan di Pilwakot Solo.
Mulai dari, internal di PDIP Kota Soloyang belum dapat dikatakan solid untuk mendukung Gibran.
Baca Juga: Gibran Diduga Bakal Lawan Kotak Kosong, Pengamat: Jangan Remehkan, Kekecewaan Rakyat dapat Menang
"Kedua, rakyat juga memiliki rekam ingat yang kuat terhadap bahaya nepotisme yang sangat merugikan rakyat," katanya.