Dai Bachtiar: Reformasi Kultural Polri Butuh Waktu

- 28 Oktober 2022, 13:29 WIB
Dai Bachtiar bersama enam mantan Kapolri bertemu Kapolri, Kamis 27 Oktober 2022
Dai Bachtiar bersama enam mantan Kapolri bertemu Kapolri, Kamis 27 Oktober 2022 /

Mantan Kapolri yang ikut bertemu Kapolri yaitu Jenderal Polisi (Purn) Dai Bachtiar, Jenderal Polisi (Purn) Timur Pradopo, Jenderal Polisi (Purn) Bambang Hendarso Danuri, Jenderal Polisi (Purn) Roesmanhadi, Jenderal Polisi (Purn) Chairuddin Ismail, Jenderal Polisi (Purn) Badrodin Haiti dan Jenderal Polisi (Purn) Soetanto .

Baca Juga: Satu Mata Salman Rusdie Buta, Satu Tangan Lumpuh Pasca Ditikam secara Brutal

Menanggapi pernyataan Dai Bactiar, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto menilai reformasi kepolisian belum berjalan, terutama yang menjadi masalah adalah reformasi struktural dan instrumental.

Baca Juga: Ada 4 Tanda Pada Wanita yang Bukan Pasangan Tepat bagi Pria

Tidak berjalannya reformasi struktural dan instrumental Polri, mengakibatkan selama 20 tahun setelah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri, aspek kultural di institusi Polri lebih parah daripada saat masih berada dalam ABRI.

"Kultur hedon, arogansi, lebih parah daripada saat orde baru," ucap Bambang.

Baca Juga: Begini Arti Kencan bagi Pria dan Wanita Menurut Ahli Percintaan

Ia juga menyebutkan, saat orde baru, arogansi dilakukan militer. Saat ini setelah TNI kembali ke barak, arogansi yang dulu dilakukan militer dilakukan oleh polisi.

"Kultur hedon juga tercipta karena struktur dan instrumen tak mampu untuk mencegah gaya hidup mewah itu terjadi," ujarnya. ***

Halaman:

Editor: Uyun Achadiat

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah