Yang jadi problem, sejak kenaikan Pertamax jadi Rp 12.500/liter dari sebelumnya Rp 9.000/liter, terjadi pengalihan konsumsi ke pertalite.
Baca Juga: Nikmati Long Weekend Pengguna Jasa KA Capai 52.343 Pelanggan per Hari
Komposisi penggunaan Pertamax dan Pertamax turbo serta dexlite hanya 17%. Ini yang tidak disubsidi.
Subsidi membesar
Dengan berpindahnya konsumen Pertamax dan makin banyaknya konsumen pertalite maka beban subsidi yang dipikul pemerintah makin besar. Impor yang besar dan kenaikkan harga minyak dunia yang tinggi, menyebabkan pemerintah akan melakukan penyesuaian dalam waktu dekat.
Untuk jangka menengah dan panjang pemerintah sudah merencanakan, penyesuaian harga Pertalite dan Solar dan bahan bakar gas.
Presiden Jokowi pun sudah mewacanakan hal itu. Namun seperti yang dikatakan Pengamat Ekonomi Energi dari UGM, Fahmy Radhi lewat Antara, "Kenaikkan BBM, elpiji dan tarif listrik akan menyebabkan kenaikan inflasi yang dapat membuat harga bahan pokok melambung dan menurunkan daya beli masyarakat," tegasnya.
Fahmy menghimbau pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM, elpiji dan tarif listrik. "Beban rakyat miskin makin berat," tegasnya.
Baca Juga: Hindari Tabrakan, Mobil Sedan Malah Tertabrak Truk yang Disalipnya
Jumat 20 Februari harga WTI masih USD 90/barel. Berarti dalam 3 bulan belakangan kenaikan harga minyak dunia mencapai 30%.