Heboh Dentuman Keras, Pos Pemantauan Anak Krakatau Sebut Suara Berasal dari Sumber Lain

- 12 April 2020, 15:56 WIB
Ilustrasi erupsi Gunung Anak Krakatau.*
Ilustrasi erupsi Gunung Anak Krakatau.* //ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Gunung Anak Krakatau kembali mengalami erupsi.

Namun berdasarkan laporan dari pos pemantauan terdekat dengan Gunung Anak Krakatau, bahwa intensitas erupsinya relatif kecil.

Namun dengan seiring informasi erupsinya Gunung Anak Krakatau, warga malah dihebohkan dengan adanya suara dentuman yang terdengar hingga wiayah Bogor, Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Baca Juga: Bingung Bibir Selalu Kering Saat Berpuasa? Atasi dengan 5 Cara Berikut Ini!

Warga menduga jika dentuman itu berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.

Namun dalam hal ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa dentuman itu bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.

Letusan yang relatif kecil itu disebut tidak mungkin menghasilkan suara dentuman yang terdengar bahkan sampai 125 kilometer ke wilayah Jabodetabek.

Bahkan pos pemantauan Gunung Anak Krakatau sendiri yang berjarak hanya 42 kilometer tidak terdengar.

Baca Juga: Lakukan Perjalanan di Tengah Lockdown, Pengemudi Tertangkap Polisi Karena Kehabisan Bensin

"Bukan, melainkan dari sumber lain. Nah, sumber lainnya kami tidak bisa menentukan," ujar Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Khaerani dikutip dari Kantor Berita Antara.

Suara itu diduga berasal dari petir saat hujan petir yang terjadi menyusul dengan erupsi Gunung Anak Krakatau.

Karena suara itu juga terdengar dari pos pemantauan Gunung Gede, Bogor, dan Gunung Salak di Sukabumi.

Terkait suara dentuman tersbut, PVMBG sendiri telah memasang alat bernama infrasound untuk merekam kemungkinan adanya sinyal akustik dari erupsi gunung api.

Baca Juga: Kabar Baik, Jumlah Pasien Positif Covid-19 di RS Darurat Wisma Atlet Menurun

Meski alat itu hanya bisa mendengar gelombang suara yang tidak bisa didengar oleh telinga manusia.

Oleh karenanya, Nia memastikan bahwa suara dentuman itu berasal dari sumber lain yang belum diketahui pasti dari mana.

Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar juga memiliki pendapat yang sama dan menyimpulkan bahwa suara dentuman itu kemungkinannya kecil berasal dari Gunung Anak Krakatau.

"Sangat kecil kemungkinan, bahkan diabaikan ancaman bahaya seperti ini sampai ke Pulau Jawa atau Sumatera," kata Rudy.

Baca Juga: Corona Mampu Menyebar 2 Kali Lebih Jauh dari Jarak yang Dianjurkan untuk Social Distancing

PVMBG sudah menerbitkan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) dengan kode warna oranye.

VONA itu sudah terintegrasi dengan sistem penerbangan sehingga tindak lanjut dari stakeholder dari penerbangan dapat dilakukan.

Ia pun mengatakan bahwa dentuman itu tidak bisa menjadi indikator eksploitivitas erupsi serta indikator akan terjadinya erupsi besar.

Oleh karena itu, warga diimbau untuk tidak panik dan tidak termakan berita yang belum pasti kebenarannya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah