PR CIREBON – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) kerap kali menggunakan pakaian adat pada sidang tahunan MPR RI dan sidang bersama DPR RI dan DPD RI.
Terekam pada kanal YouTube Sekretariat Presiden, pada sidang tahunan MPR RI dan sidang bersama DPR RI dan DPD RI tahun 2020, Jokowi mengenakan pakaian adat Sabu asal Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, pada Senin, 16 Agustus 2021, dalam sidang tahunan tersebut, Presiden Jokowi tampil mengenakan pakaian adat Suku Baduy. Sedangkan, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengenakan pakaian adat Suku Mandar.
Baca Juga: Akibat Alami Gagal Ginjal, Remaja Inggris Ini Gugat Agensi Perjalanan hingga Rp9,8 Miliar
"Busana yang saya pakai ini adalah pakaian adat Suku Baduy. Saya suka karena desainnya yang sederhana, simple dan nyaman dipakai," ungkap Jokowi, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.
Sebagaimana diketahui, Jokowi tampak mengenakan pakaian berwarna hitam, ikat kepala berwarna biru dengan corak batik, dan dilengkapi dengan tas selempang.
Perlu diketahui, pakaian adat Suku Baduy yang penyiapannya dibantu oleh Jaro Saija, Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes itu, memiliki istilahnya tersendiri.
Ikat kepala pada pakaian adat Suku Baduy disebut telekung, pakaiannya disebut kutung atau jamang sangsang, ikat pinggangnya disebut beubeur, sarungnya disebut juga samping aros.
Sementara itu, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Twitter @KSPgoid yang diunggah pada Senin, 16 Agustus 2021, menjelaskan istilah-istilah terkait bagian pada pakaian adat Suku Baduy tersebut.
1. Telekung
Telekung adalah ikat kepala, kadang disebut koncer atau roma. Ikat kepala ini merupakan hasil tenun masyarakat Baduy.
2. Kutung
Kutung adalah baju putih berlengan panjang tanpa kerah (namun yang dipakai Jokowi berwarna hitam), kutung juga disebut jamang sangsang.
Baca Juga: Taliban Nyatakan Pendiri Mereka Mullah Abdul Ghani Baradar Telah Kembali ke Afghanistan
3. Beubeur
Beubeur adalah ikat pinggang berupa selendang kecil.
4. Samping Aros
Samping Aros adalah sarung warna nila bergaris putih dipakai sebatas dengkul.
Pada dasarnya, Baduy Dalam dan Baduy Luar merupakan satu keturunan yang memiliki tujuan, keyakinan, dan prinsip yang sama.
Adapun perbedaan mereka tidak akan menggoyahkan nilai-nilai budaya pada Suku Baduy.***