“Karena angka kematiannya tidak turun-turun yah? Makannya dihapuskan jadi syarat. Jadi Cuma buat update. Sudahlah mengaku saja,” ucapnya.
“Tidak usah malu-malu, kita terima kok. Dosis vaksin tidak merata, Faskes (fasilitas kesehatan) tidak seimbang, PCR di beberapa kota masih lima hari, dan Bansos dikorupsi,” sambung dr. Tirta.
Baca Juga: Simak Syarat Naik Kereta Api Lokal, Commuter Line dan Aglomerasi Selama PPKM hingga 16 Agustus 2021
Tidak hanya itu, dr. Tirta juga menekankan bahwa pemerintah yang mengajak rapat relawan seperti mengada-ada agar terlihat mendengarkan kritik.
Sejauh ini, dr. Tirta memang kerap kali terus terang mengkritik pemerintah, terutama berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan dalam keadaan pandemi Covid-19.
Penghapusan angka kematian dari indikator penanganan Covid-19 ini jelas sangat mengherankan mengingat hal tersebut merupakan bagian penting dari proses penerapan PPKM.
Memang seolah tidak masuk akal dan bertentangan terkait apa yang diputuskan pemerintah, dengan mengesampingkan angka kematian dari indikator penanganan Covid-19.
Sebagai bentuk kekecewaannya, bahkan dr. Tirta mengungkapkan bahwa sebaiknya dia pulang dan mengurus anak dan membuka praktek.
“Kalau begini ceritanya, mending aku balik ke Jogja saja. Mengurus anak, praktek, sekolah lagi, dan mengurus toko,” kata dr. Tirta.