Anggota DPR Ini Sebut Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia Jauh dari Kata Maksimal

- 26 Mei 2021, 12:45 WIB
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung sebut penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia masih jauh dari kata maksimal.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung sebut penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia masih jauh dari kata maksimal. /DPR RI/Foto: Geraldi/Man

Diakuinya pula, Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara Eropa, terutama dalam hal testing dan tracing wabah Covid-19.

Menurut Martin, hal itu disebabkan kurang baiknya sistem controlling dan monitoring yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Sebab ini pula disebutkannya menjadi penyebab terjadinya kasus vaksin palsu di Bandara Kualanamu beberapa waktu lalu.

Baca Juga: 51 dari 75 Pegawai KPK yang Tidak Lolos TWK Dipecat Menuai Polemik, Kepala BKN Jelaskan Alasannya

“Saya ingin menekankan kepada kita semua bahwa controlling dan monitoring itu sangat penting jadi ini jangan sampai terulang lagi karena ini akan meruntuhkan seluruh sistem kepercayaan kita kepada BUMN yang saat ini sedang kita bangun bersama,” tukasnya.

“Jadi bagaimana bumn ini menjadi dipercaya oleh masyarakat kita apalagi dalam masa pandemi,” tegas Martin politisi Fraksi Partai NasDem ini.

Lebih lanjut dia menambahkan, bahwa adanya testing dan tracing yang tidak maksimal, maka rakyat harus menanggung akibatnya, misalnya larangan mudik lebaran kemarin.

Baca Juga: Catat! Berikut Jadwal dan Link Live Streaming Villarreal vs Man United di Final UEFA Europa League

“Itu luar biasa saya lihat kekacauan dalam arti bagaimana kita bisa membuat orang jutaan manusia tidak bergerak dan itu tidak gampang. Kenapa kita membatasi sedemikian ketat? Karena testing dan tracing kita yang belum maksimal atau terbatas,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Martin Manurung menginginkan adanya kerjasama dari seluruh pihak terkait, termasuk BUMN Holding Farmasi sebagai lead dari upaya pemberantasan Covid-19.

Dia pun mendorong Bio Farma dkk agar bisa saling bersinergi bersama masyarakat serta dunia usaha, supaya dapat segera mencapai target 181 juta herd immunity.

Halaman:

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: dpr.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah