Soroti Vaksinasi Covid-19 Telah Berjalan, Mardani Ali Sera: Kita Belum Melihat Roadmap yang Jelas

- 19 Januari 2021, 07:39 WIB
Anggota DPR RI Fraksi PKS, Mardani Ali Sera menyoroti program vaksinasi Covid-19 yang kini sudah dijalankan pemerintah.*
Anggota DPR RI Fraksi PKS, Mardani Ali Sera menyoroti program vaksinasi Covid-19 yang kini sudah dijalankan pemerintah.* /Dok. PKS.

PR CIREBON - Program vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu upaya menekan laju peningkatan penyebaran Virus Corona di Indonesia.

Pemerintah Indonesua sendiriri sudah mulai melaksanakan program vaksinasi Covid-19 sejak tanggal 13 Januari 2021.

Pada saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19 produksi Sinovac.

Baca Juga: Habib Muhammad bin Ahmad Al-Attas Wafat, Ini Kenangan Ustad Abdul Somad dengan Almarhum

Kemudian, disusul dengan tindakan yang sama oleh beberapa perwakilan lainnya.

Perihal pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia, anggota DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera pun ikut menanggapi.

Mardani Ali Sera melalui tulisan yang diunggah di akun pribadi Twitter-nya mengatakan bahwa meskipun program vaksinasi sudah dimulai.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Sebut Hoaks Kasdim Gresik Meninggal Karena Disuntik Vaksin Sinovac Sangat Bahaya

Namun, sampai sekarang kita masih belum melihat roadmap jelas terkait program tersebut.

Jangan sampai kita terlalu sibuk melihat presiden divaksin duluan dan kasus influencer pasca menerima vaksin. Banyak hal penting yang harus dilakukan,” tulis Mardani Ali Sera yang dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Twitter @MardaniAliSera pada Senin 18 Januari 2021.

Ia pun kemudian mencontohkan dengan program vaksinasi yang dilakukan oleh negara India.

Baca Juga: Prihatin dengan Indonesia, Paus Fransiskus Ajak Doa untuk Korban Bencana Alam dan Kecelakaan Pesawat

Selain memiliki jumlah penduduk yang sama-sama besar, India disebut-sebut akan melakukan vaksinasi terbesar di dunia. Ada 300 juta warga dari total 1,3 miliar jiwa yang divaksin pada Juli tahun ini. Lalu ada 3.006 pusat vaksinasi yang didirikan di seluruh India,” sambungnya.

Mardani menuturkan bahwa dalam program vaksinasi Covid-19, India menjadikan pengalaman dari program imunisasi polio, serta BCG sebagai rujukannya.

Selain itu, tambahnya, sekitar 150 ribu petugas kesehatan yang tersebar di 700 distrik telah dilatih secara khusus.

Baca Juga: Makin Banyak Rekening FPI Dibekukan Sementara, Budiman Sudjatmiko: Inilah Bagian yang Paling Seru

Apa yang sudah dan akan dilakukan India layak menjadi pengingat kita untuk tidak main-main dalam melakukan program vaksinasi ini,” tuturnya.

Lebih lanjut, Mardani mengatakan bahwa salah satu problem perihal vaksinasi di Indonesia ada di komunikasi. 

Ia menilai, akan sulit ketika komunikasinya tidak tepat, karena akan menimbulkan kesimpangsiuran di tengah masyarakat.

Baca Juga: Singgung Presiden Jokowi Soal Banjir Kalsel, JATAM: Apakah Aktivitas Tambang dan Sawit Tak Terkait?

Contoh, mengapa vaksin yang dipilih Sinovac, berapa banyak masyarakat yang telah divaksin dan sebagainya.

Jangan sampai program 70 Triliun ini sia-sia bila distribusi informasinya tidak tepat. Vaksin penting, namun harus diiringi dengan komunikasi yang efektif,” ujarnya.

Kemudian kita juga patut bertanya dengan target yang ditetapkan pemerintah; Maret 2022, 188 juta warga Indonesia tervaksinasi,” imbuh Mardani.

Baca Juga: Sambut Imlek 2021, Simak Warna Keberuntungan di Tahun Kerbau Logam dan Warna yang Harus Dihindari

Namun, hingga kini Puskesmas sebagai garda terdepan belum dimaksimalkan dengan baik.

Indonesia memiliki Puskesmas yang tersebar di 9000-an kecamatan dengan jumlah mencapai 10.166.

Mardani pun menyarankan pemerintah agar memastikan peningkatan sarana prasarana serta kesiapan seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai garda terdepan.

Baca Juga: Dari Masukan Masyarakat hingga Rekam Jejak Karier, Ini kata Kompolnas soal Nama Calon Kapolri

Sebab, demi mampu menangani penyakit katastropik yang membutuhkan pemantauan pasien secara rutin.

Sehingga, meminimalisir rujukan pasien ke rumah sakit penting dilakukan di masa pandemi ini.

Berulang kali saya menyatakan, seharusnya Covid-19 mengajarkan kepada kita bagaimana melakukan transformasi dan reformasi kesehatan serta penguatan pelayanan kesehatan dasar,” pendapatnya.

Baca Juga: Tidak Hanya di Kalimantan Selatan, Banjir Rab Menerjang Wilayah Manado

“Jika pelayanan kesehatan dasarnya kurang kuat, program apapun yang diturunkan akan lama sekali sampai ke masyarakat,” pungkas Mardani.

***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Twitter @MardaniAliSera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah