Internasional Soroti Habib Rizieq Ditahan, Banyak Masyarakat Dunia Ikut Komentari Indonesia

- 13 Desember 2020, 12:12 WIB
Habib Rizieq Shihab ditahan usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. (Antara Foto/Hafidz Mubarak)
Habib Rizieq Shihab ditahan usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. (Antara Foto/Hafidz Mubarak) /Antara Foto/Hafidz Mubarak

PR CIREBON - Berita penahanan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, tak hanya menarik perhatian warganet di Indonesia, tetapi juga warganet yang berada di luar Indonesia. Hal itu tampak dari komentar yang diberikan oleh mereka di tautan media luar terkait Habib Rizieq.

Habib Rizieq resmi ditahan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk kepentingan penyidikan terhadap perkara kasus dugaan protokol kesehatan Covid-19 yang menimbulkan kerumunan di Petamburan, Jakarta pada 14 November lalu.

Disampaikan pihak Kepolisian yaitu Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono bahwa Polri akan melakukan penahanan selama 20 hari ke depan. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari PMJ.

"MRS (Muhammad Rizieq Shihab) dilakukan penahanan terhadapnya selama 20 hari ke depan, mulai 12 Desember hingga 31 Desember 2020," ujar Irjen Argo di Polda Metro Jaya pada Minggu, 13 Desember 2020.
 

Salah satu media luar yaitu Al-Jazeera, memberitakan kasus tersebut dengan judul, 'Indonesian hardline Muslim leader held over lockdown breaches'.

Al-Jazeera menyatakan Polisi Indonesia menahan pemimpin Muslim, Habib Rizieq Shihab, untuk diinterogasi atas kecurigaan melanggar pembatasan virus corona dengan mengadakan beberapa pertemuan massal sejak kembali dari pengasingan bulan lalu.

Dengan menyebut Habib Rizieq sebagai cendekiawan Muslim yang kontroversial dan berpengaruh secara politik, dikatakan bahwa Habib Rizieq telah menyerukan "revolusi akhlak" sejak tiba di rumah pada 10 November. Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al-Jaazera.

 
Penangkapan Habib Rizieq pada hari Sabtu, terjadi setelah enam anggota Front Pembela Islam (FPI) terbunuh pada hari Senin dalam baku tembak dengan polisi yang menyelidiki pelanggaran protokol virus korona karena kasus Covid-19.

Pengacara Habib Rizieq, Aziz Yanuar, yang juga merupakan pejabat FPI, mengatakan ulama tersebut ditangkap setelah muncul di kantor polisi di ibu kota Jakarta dan timnya akan mengajukan mosi untuk meminta pembebasannya.

Al-Jazeera menuliskan bahwa Kepolisian nasional Indonesia, telah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Habib Rizieq sedang diinterogasi atas tuduhan dugaan pelanggaran pembatasan virus corona, dan bahwa penyelidik akan memutuskan apakah dia akan dipenjara.

Puluhan ribu pendukung Habib Rizieq menyambut kembalinya pada 10 November, banyak dari mereka mengabaikan jarak sosial dan protokol virus corona lainnya, jelas Al-Jazeera.

 
Diwartakan surat kabar itu, seorang pejabat kementerian kesehatan mengatakan 95 orang yang berkumpul di bandara kemudian dinyatakan positif Covid-19.

“Kami memiliki keprihatinan yang meningkat tentang meningkatnya tindakan keras pemerintah Indonesia terhadap Islamis, atau mereka yang dianggap Islamis atau Islam radikal,” kata Usman Hamid dari Amnesty International Indonesia mengatakan kepada Al Jazeera.

Sementara Ian Wilson dari Murdoch University di Perth, Australia, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ada kekhawatiran tentang bagaimana pemerintah mengelola kelompok FPI sebagai "masalah politik".

“Perhatiannya adalah, bagaimana mereka mengelola persepsi bahwa mereka menggunakan undang-undang lain untuk menindas kelompok karena alasan politik daripada fakta bahwa mereka telah melanggar hukum,” katanya.

 
Al-Jazeera menyampaikan bahwa Kepresidenan tidak segera mengomentari penangkapan hari Sabtu kemarin, tetapi beberapa jam sebelumnya Menko Polhukam, Mahfud MD, mengatakan di Twitter bahwa pemerintah tidak berencana untuk berdamai dengan Habib Rizieq.
 
Komentar masyarakat dunia akan kasus HRS di Indonesia.
Komentar masyarakat dunia akan kasus HRS di Indonesia. /Facebook/Al Jazeera


Warganet di luar negeri pun tampaknya tertarik hingga memberikan komentarnya di tautan artikel tersebut.

Salah seorang berkomentar di tautan berita Reuters.

"Tidak ada Wuhan di Indonesia. Biarkan mereka berkumpul. Iman akan menyuntik mereka," kata akun bernama Joe Mcdonald.

 
Salah seorang lain berkomentar di tautan Al-Jazeera yang mendapat like hampir lebih dari 250 dan 89 komentar, bahwa lebih banyak koruptor yang hidup dengan bebas di luar sana.

"Bijaklah, bersatu, kembangkan negaramu di ekonomi, pendidikan, media yang kuat, infrastruktur. Lihat apa yang terjadi pada Irak dan Libya. Lihat juga Tiongkok yang mendekati mereka," kata akun Sofi Mehe.

Sementara ada juga yang menganggap hal itu menarik.

"Sangat menarik bagaimana pemerintah menggunakan Covid-19 untuk menindak oposisi dan meningkatkan kebrutalan polisi," kata akun John Ngila.

Sementara akun Frank Browne menuliskan ada yang mencoba menarik negara untuk kembali ke zaman batu.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Facebook Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x