Alarm Tragedi Kasus FPI, Forum Satu Bangsa Minta Ormas Keagamaan Pegang Komitmen Kebangsaan

- 12 Desember 2020, 08:00 WIB
Salam perdamaian Kemensos, Alarm Tragedi Kasus FPI, Forum Satu Bangsa Minta Ormas Pegang Komitmen Kebangsaan.*
Salam perdamaian Kemensos, Alarm Tragedi Kasus FPI, Forum Satu Bangsa Minta Ormas Pegang Komitmen Kebangsaan.* /



PR CIREBON – Ketua umum Forum Satu Bangsa, Hery Haryanto Azumi mengajak semua ormas keagaman, termasuk Front Pembela Islam (FPI), untuk memegang komitmen kebangsaan yang total sehingga tidak menjadikan perpecahan antarelemen bangsa.

"Meminta kepada FPI dan semua ormas keagamaan lain dari semua penganut agama dan suku di Indonesia untuk memegang komitmen kebangsaan yang total sehingga tidak menjadi proxy dari kepentingan global yang ingin memecah-belah Indonesia dengan alasan apa pun, suku maupun agama," kata Ketua Umum Forum Satu Bangsa Hery Haryanto Azumi, dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat, 11 Desember 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA.

Hery Haryanto berpendapat, ormas keagamaan dan kesukuan apa pun yang menyediakan diri sebagai proxy bagi perpecahan Indonesia harus ditindak tegas secara hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Juga: Jelang Akhir Tahun, Perum Bulog Adakan Promo Pangan di Beberapa Platform Belanja Online

Hal itu merupakan salah satu poin resolusi kebangsaan yang disuarakan Forum Satu Bangsa menyikapi tewasnya enam pengikut Rizieq Shihab yang diduga dalam baku tembak dengan polisi.

Kini, tutur Hery, masyarakat terbelah antara mendukung polisi yang menjalankan tugasnya dalam penegakan hukum dan masyarakat yang membela pengikut Rizieq Shibab yang gugur dalam menjalankan kewajiban melindungi pemimpin yang sangat dihormati di kalangan FPI.

Pihak Forum Satu Bangsa menilai peristiwa tersebut sebagai tragedi yang semestinya tidak perlu terjadi (unnecessary) jika terjadi dialog atau tabayun dan kepatuhan terhadap hukum sejak awal.

Baca Juga: Kesejahteraan Harus Dirasakan di Indonesia, Puan Maharani Dorong Pemerintah Tingkatkan Otsus Papua

Pihaknya juga melihat bahwa terjadinya tragedi itu adalah alarm pengingat bagi memburuknya etika politik dan komitmen kebangsaan di kalangan warga bangsa dan disiplin aparat negara yang bertugas menegakkan hukum secara adil dan tanpa pandang bulu.

"Tragedi ini tidak boleh dijadikan dasar atau pembenaran bagi terjadinya pembalasan kekerasan berikutnya karena dapat membawa negara ke tubir perpecahan yang sangat membahayakan," katanya.

Dalam poin resolusi nasional lainnya, yakni meminta kepada Presiden agar menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri agar tidak terjadi spiral kekerasan (spiral of violence) yang sangat merugikan bangsa dan negara.

Baca Juga: Kesal HRS Tidak Pernah Tanggapi Surat Panggilan, Polda Metro Jaya akan Jemput Paksa Rizieq Shihab

Tiap energi dan fokus bangsa, kata dia, harus diarahkan untuk mewujudkan Indonesia Maju yang akan menghantarkan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Presiden harus memimpin rakyat Indonesia menuju Indonesia Emas bersama-sama, jangan ada yang ditinggalkan," katanya menegaskan.

Kemudian, tutur dia, dia, hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, baik kepada pendukung pemerintah maupun oposisi, dan para pelanggar protokol Covid-19 yang terkait dengan penyelenggara kerumunan juga harus diperlakukan sama.

Baca Juga: Kuasa Hukum Rizieq Shihab Pastikan Kliennya Akan Penuhi Panggilan Polisi Sebagai Tersangka

"Hal ini menjadi penting untuk menunjukkan keadaban publik dari para penegak hukum yang berdiri di atas semua rakyat dan golongan," ujarnya.

Pada resolusi berikutnya, mendorong aparat keamanan dan intelijen serta diplomasi menelisik ancaman bagi NKRI, tidak hanya di hilir, tetapi juga di hulu sebab dimensi transnasional dari ancaman terhadap NKRI harus disikapi dengan menggelar operasi di luar negeri sehingga dapat dinetralisasi sejak dari sumbernya.

Tak hanya itu, Forum Satu Bangsa mengajak seluruh elemen bangsa yang telah berjuang mendirikan negara dan mempertahankannya dari semua ancaman dan rongrongan untuk memperkuat konsensus nasional sebagai dasar menghadapi turbulensi dan disrupsi global.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x