Jateng Kasus Harian Positif Covid-19 Terbanyak, Ganjar Pranowo: Angka Salah Input, Naik Tak Melonjak

- 5 Desember 2020, 13:53 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. /Dok. Pemprov Jateng

PR CIREBON - Dengan adanya pandemi Covid-19, maka pemerintah sangat memfokuskan sekali permasalahan mengenai Covid-19 ini.

Mulai dengan membuat Satuan Tugas, hingga sebuah protokol kesehatan mengenai Covid-19.

Mengenai Covid-19, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terlihat sangat marah sekaligus sedih saat mengetahui bahwa Provinsi Jawa Tengah memiliki kasus harian positif Covid-19 terbanyak beberapa hari terakhir.

Seperti yang telah dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 3 Desember 2020. Hal tersebut dilihat dalam sebuah data, bahwa 3 daerah dengan kasus tertinggi yakni Jawa Tengah masuk dalam kategori tersebut dengan 2.036 kasus kemudian Jakarta 1.431 kasus dan Jawa Timur 412 kasus.

Baca Juga: Bak Macan Kelaparan, KPK Kembali Gelar OTT ke Sejumlah Pejabat Kemensos Atas Dugaan Korupsi Bansos

"Semuanya memburuk ini namanya, semuanya. Karena adanya tadi, kasus Covid-19 yang memang meningkat lebih banyak di minggu-minggu kemarin," ujar Jokowi.

Memang pada awalnya Ganjar Pranowo menampik sebuah data yang memperlihatkan bahwa Jateng telah mencatat kasus harian positif  Covid-19 terbanyak se-Indonesia.

"Sayang saja bahwa angka itu ternyata tidak terlalu benar, tapi tidak apa-apa, saya kira baik juga untuk memberikan peringatan setidaknya kepada saya, bagus gitu," ucapnya.

Setelah menghubungi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ternyata beberapa data, terdapat beberapa data yang diklarifikasi oleh mereka.

Baca Juga: Bak Macan Kelaparan, KPK Kembali Gelar OTT ke Sejumlah Pejabat Kemensos Atas Dugaan Korupsi Bansos

"Maka tugas saya adalah menanyakan kenapa angka itu muncul dan gede banget segitu, dari mana sumbernya," ujarnya.

"Alhamdulillah sudah ada klarifikasi dari kementerian kesehatan, bahwa beberapa angka itu memang ada yang keliru menginput, ada yang delay dan seterusnya," ucapnya.

Namun terlepas dari sebuah penolakannya, Ganjar Pranowo mengakui memang di Jateng telah terjadi beberapa peningkatan dalam sebuah kasus harian, namun angkanya tidak seperti yang Jokowi sampaikan.

"Tapi memang di Jateng terjadi peningkatan, kalau itu sih kami mengakui, tapi angkanya tidak melonjak seperti itu, maka data-data delay itu disampaikan saja kepada publik, ada sekian data delay dan ini akan di-launching setelah mendapatkan verifikasi atau klarifikasi, sehingga penambahannya tidak seolah-olah terjadi pada hari itu," ucap Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Ancaman Teritori Benny Wenda, FSB: KBRI Harus Bergerak Diplomasi Internasional Terkait Papua

Tak hanya sampai di situ, Ganjar Pranowo juga mengomentari pernyataan dari Inisiator Kawal Covid-19 Ainun Najib yang menyebutkan bahwa jumlah total kematian di Jateng ternyata jauh lebih banyak.

"Di Pusat total dilaporkan meninggal 2,393, sementara yang kita kumpulkan itu totalnya sudah 4,566, jadi mungkin ini pak Ganjar perlu disidak juga ini dan perlu ditekan lagi untuk sinkron antara daerah dan pusat," ujar Ainun Najib.

Dari hal yang disampaikan Kemudian Ganjar Pranowo langsung menanggapi dan mengatakan tidak perlu repot jika memang salah, langsung saja diklarifikasi.

"Ya tinggal klarifikasi saja, gak ada yang repot buat saya, dihitung, makannya yang perlu diperbaiki adalah sistem, kalau angka itu benar, ya begitu adanya," ucapnya

Baca Juga: Tidak Semua Saran Kesehatan Sesuai, Ini 5 Saran yang Harus Dihindari dan Diketahui

Namun, Ganjar Pranowo sekali lagi menampik, menurutnya angka kematian yang lebih dari dua ribu saja sudah sangat tidak mungkin.

"Kenapa saya protes lebih dari 2.000, kalau lebih dari 2.000 kayaknya gak mungkin gitu ya, tapi kalau di atas 1.000, kayak-kayaknya Jateng sudah mulai mungkin, karena kita sudah hampir 200 persen loh testing-nya, kalau kita bandingkan dengan Jabar dan Jatim, oh testing kami lebih banyak," ujarnya

"Tapi kemudian akhirnya teman-teman ngomong, 'lah ngapain pak Ganjar nambah-nambahin tes gini kalau kemudian akhirnya hanya membikin kisruh, statement-nya pada seenaknya sendiri, dan kemudian masyarakat menjadi panik, kita tesnya sesuai WHO aja deh pak, gak usah-usah ditambah-tambahin'," pungkas Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Pameran Digelar Pemprov Bali, Bertujuan Menghidupkan Pelaku UMKM saat Pandemi Covid-19

Maka dari itu menurut Ganjar Pranowo dalam menanggapi komentar-komentar tersebut tentang penilaian bahwa Jateng punya kapasitas dan kemampuan yang lebih, maka menurutnya kenapa tidak dilakukan tes sebanyak mungkin.

"Tes aja sebanyak-banyaknya, kamu gak usah peduli dengan bully-bully, kamu gak usah peduli dengan caci-caci, biar menghadapi Gubernurnya saja, sehingga kalau benar atau salah itu ada di Gubernurnya, dan kami bertanggung jawab untuk itu," ujarnya.

Ganjar Pranowo juga menceritakan kenapa dirinya belakangan ini kerap berhubungan dengan Menkes dan satuan kesehatan lainnya.

"Maka kenapa saya kontak Menkes, Satgas, Pusdatin, dan ini bukan kontak saya yang pertama loh, saya sudah kurang lebih empat kali untuk clearance, maka perbaikan sistem menjadi penting, input harus jujur, dan semuanya harus bisa melakukan dengan penuh kredibel," ujarnya.

Baca Juga: Hari Terakhir Masa Kampanye Pilkada, Mahfud Md: Tim dan Paslon Harus Tertib

Tidak ada yang perlu ditakutkan karena jika memang kenyataan yang mengatakan  nantinya Jateng menghasilkan kasus Covid-19 terbanyak.

"Gak usah takut, kalau memang faktanya banyak ya banyak, kalau cuman mau ngomong orang marah-marah ya marah-marah saja, tapi faktanya kan semua mesti tau diri, kalau pake masker ya pake, jangan ngeyel," ucapnya.

"Kalau tidak ada kerumunan ya jangan alasan apapun, turuti, jangan abis kasusnya naik naik terus marah-marah, kan gak bisa." kata Gubernur Jateng itu.

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Youtube Najwa Shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah