Temukan Tiga Alasan Jumlah Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Wiku: Tolong, Jangan Sepelekan Virus Ini

24 September 2020, 21:17 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan situasi penularan COVID-19 di wilayah DKI Jakarta perlu mendapatkan perhatian masyarakat secara luas dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta, Selasa 28 Juli 2020. /ANTARA/

PR CIREBON - Penyebaran kasus covid-19 di Indonesia sampai saat ini, kian meluas. Alih-alih menunjukkan angka penurunan, kini masyarakat yang telah terpapar Virus Corona ini pun semakin meningkat.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di Indonesia, angka perkembangan kasus Covid-19 pada Kamis, 24 September, sebanyak 262.022 jiwa terkonfirmasi positif Covid-19.

Dengan angka pertambahan sebanyak 4.634 jiwa, yang berasal dari beberapa daerah di Indonesia. Adapun provinsi penyumbang kasus Covid-19 harian terbanyak per hari ini, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Barat.

Baca Juga: Imbas Kasus Covid-19 Jakarta Rekor Mulu, PSBB Ketat Diperpanjang hingga 11 Oktober 2020

Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dan pemahaman masyarakat akan bahayanya Covid-19 serta pentingnya penggunaan protokol kesehatan pencegahan penularan Virus Corona tersebut masih terbilang rendah.

Sementara itu, sebelumnya pemerintah juga telah menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak lagi abai terhadap penerapan protokol kesehatan 3M tersebut. Seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, Satgas Penanganan Covid-19 telah mengidentifikasi sedikitnya tiga penyebab jumlah kasus Covid-19 semakin meningkat di Indonesia, sejak sepekan lalu.

Baca Juga: Jakarta Pecah Rekor Lagi, Kasus Covid-19 Nasional Per 24 September 2020 Naik 4.634 Pasien

Wiku Adisasmito, selaku Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden, mengatakan, menurut dapat per 20 September 2020 secara nasional kenaikan kasusnya 8,4 persen.

Adapun provinsi penyumbang kasus-kasus tertinggi yaitu berasal dari provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Riau dan Papua. Sedangkan untuk jumlah kasus tertinggi berasal dari DKI Jakarta, Jawa Timur, jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.

Pada hari ini, tutur Wiku, terjadi penambahan kasus sebanyak 4.634 kasus positif Covid-19, sedangkan jumlah rata-rata penambahan kasus pada sepekan sebelumnya kurang lebih sebanyak 4.000 kasus per harinya.

Baca Juga: Terbongkar Keanehan Rapid Test dari Mahal hingga Murah, dr Tirta Ungkap Tujuh Bukti Bisnis Covid-19

“Kenaikan kasus dapat terjadi karena beberapa hal, pertama memang masyarakat belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan hal ini diperburuk dengan perilaku masyarakat yang masih sering berkerumun sehingga meningkatkan risiko penularan,” tutur Wiku, Jakarta, Kamis 24 September 2020.

Sebab kedua, tambahnya, seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat semakin abai terhadap Covid-19.

“Masyarakat mengabaikan protokol kesehatan dan seolah tidak memiliki empati meski telah menyaksikan begitu banyak korban yang muncul setiap hari menjadi kasus positif Covid-19,”ujarnya.

Baca Juga: Sudah Daftar hingga Gelombang 10 Masih Belum Jadi Peserta, Simak Syarat dan Prosedur Lolos Prakerja

Adapun penyebab ketiga, yaitu sebagian masyarakat masih takut untuk melakukan tes ketika timbul gejala karena adanya stigma negatif di masyarakat.

“Adanya ketakutan karena potensi biaya tinggi dalam perawatan jika positif Covid-19. Di sini kami himbau masyarakat tidak memandang negatif kepada mereka yang positif Covid-19, karena penyakit ini bukan penyakit yang memalukan, siapapun yang terpapar harus kita bantu dan sembuhkan,”katanya.

Wiku pun meminta kepada masyarakat untuk tidak perlu merasa khawatir terhadap biaya perawatan, karena seluruh biayanya ditanggung oleh pemerintah baik dengan BPJS maupun tidak dengan BPJS.

Baca Juga: Diam-diam KAMI Disindir, Luhut: Jangan Paling Pahlawan, Kumpul Ramai Bisa Kena Covid-19 dan Mati!

“kami juga melihat tren berita bahwa ada berita yang mengatakan terjadinya konspirasi anti-covid yang belum tervalidasi dan tidak berbasis pada data ilmiah yang sayangnya  masih dipercaya oleh masyarakat,”ucap Wiku.

Untuk itu, Wiku menghimbau agar masyarakat benar-benar bisa bekerja sama dengan pemerintah, karena untuk melawan pandemi ini, memerlukan adanya kolaborasi bersama antara masyarakat dan pemerintah agar dapat menekan angka penularan Covid-19 di Indonesia.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler