700 Orang Secapa AD Ikuti Uji Klinis Tahap 3 Obat Covid-19 Unair, DPR: BPOM Harap Percepat Izin Edar

18 Agustus 2020, 07:00 WIB
Ilustrasi obat Covid-19. /AFP /ANDREW CABALLERO-REYNOLDS/

PR CIREBON - Anggota Komisi IX DPR, Yahya Zaini sangat menyambut baik yang disertai bangga atas temuan tim gabungan Universitas Airlangga (Unair), Badan Intelejen Negara (BIN), dan TNI AD.

Untuk itu, Yahya mendorong Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) segera percepat memberikan izin produksi dan edar terkait kombinasi obat Covid-19 temuan tim gabungan dalam negeri tersebut.

"Komisi IX selalu mendorong supaya BPOM mempercepat proses, terutama terkait penemuan-penemuan untuk pengobatan COVID-19, baik obat terkait Unair ini maupun herbal," ungkap Yahya Zaini dihubungi wartawan di Jakarta pada Senin, 17 Agustus 2020.

Baca Juga: Bocorkan Link Film Perjuangan Tanpa Izin, Tjahjo Kumolo Minta Maaf ke Joko Anwar dan Siap Ganti Rugi

Lebih lanjut, Politikus Partai Golkar ini berpendapat izin produksi dan edar dari BPOM biasanya dikeluarkan 20 hari setelah diajukan, tetapi ia mengharapkan izin itu dipercepat karena obat itu dibutuhkan masyarakat saat ini.

"Dengan adanya obat ini kan dapat diharapkan dapat menekan angka kematian. Jadi saya, akan menemui langsung Kepala BPOM untuk meminta izin dapat dikeluarkan," jelas Yahya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Bahkan, ia merasa harus mengapresiasi kerja tim gabungan yang telah menemukan kombinasi obat racikan dan telah melalui berbagai tahapan dengan waktu kurang lebih 6-7 bulan itu, selayaknya ia mengikuti proses kerja tim gabungan tersebut.

Baca Juga: Hanya Cetak 75 Juta Lembar, Uang Khusus HUT RI ke-75 Jadi Momen Syukur yang Direncanakan Sejak 2018

"Saya ikut dari awal proses ini, waktu mengajukan izin uji klinis ketiga, saya ikut mendorong dan meminta BPOM supaya dipercepat dan akhirnya dua minggu sudah keluar izinnya," tutur Yahya.

Lebih dari itu, ia pun mengklaim uji klinis tahap tiga dari kombinasi obat Covid-19 Unair itu sudah terjadi dengan sasaran lebih dari 700 orang klaster Secapa AD.

"Uji klinisnya cepat karena kerjasama dengan TNI AD, satu klaster barunya itu Secapa AD di Bandung. Jadi syaratnya 600 orang, ternyata lebih 700 orang yang sudah mengikuti uji klinis tahap ketiga," sambungnya.

Baca Juga: Indonesia Masih Berperang saat 75 Tahun Merdeka, Anies Baswedan: Covid-19 Jadi Musuh Tak Terlihat

Sebagai informasi, Rektor Universitas Airlangga M Nasih sebelumnya telah meminta semua pihak mendukung agar obat kombinasi Covid-19 temuan tim gabungan Unair, BIN, TNI AD. Bahkan, ia pun meminta BPOM bisa segera mendapatkan izin produksi dan izin edar.

Nasih merasa, obat itu memang berasal dari kombinasi berbagai macam obat, tetapi BPOM menganggapnya sebagai sesuatu yang baru, bahkan bisa menjadi obat Covid-19 pertama di dunia.

"Tentu karena ini akan menjadi obat baru maka diharapkan ini akan menjadi obat Covid-19 pertama di dunia," pungkas Nasih.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler