Dua Kantor Merdeka Disebut Tak Harmonis saat Pandemi, Anies Baswedan: Virtual Buat Gak Keliatan

27 Juli 2020, 09:18 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. /*/ANTARA

PR CIREBON - Belum lama ini, beredar isu yang menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak harmonis di saat pandemi.

Namun rupanya, itu hanya rumor belaka karena Anies memastikan hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja, ditambah Anies selalu lapor dan melakukan koordinasi dengan Presiden Jokowi.

Tak bisa dipungkiri, selama pandemi berlangsung, Anies memang paling disorot karena posisi DKI Jakarta sebagai ibu kota negara, sekaligus menjadi episentrum pertama penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Menjauh dari Pemerintahan, Ignasius Jonan Naik Karir Jadi Komisaris Unilever Indonesia

Bahkan, Jakarta juga sempat menempati posisi teratas jumlah pasien penderita corona, sebelum beberapa waktu terakhir tergeser oleh Jawa Timur hingga kini berada di posisi kedua.

Sebagaimana telah diberitakan Warta Ekonomi dengan judul " Anies Baswedan dan Jokowi Baik-Baik Saja: Masih Bersumbu di Monas"

Lebih lanjut, isu yang paling disorot adalah adanya anggapan kebijakan Anies yang berkantor di Medan Merdeka Selatan (Balai kota DKI Jakarta) sering tidak sejalan dengan kebijakan Jokowi yang berkantor di Medan Merdeka Utara (Istana Merdeka).

Berkaitan dengan munculnya isu itu, Anies pun menyatakan hubungan dua kantor merdeka masih baik-baik saja dan tetap bersatu untuk kepentingan nasional.

Baca Juga: Polisi Nyatakan Editor Metro TV Bunuh Diri, Kasus Kematian Belum Usai dan Masih Mencari Titik Terang

"Merdeka Selatan dan Merdeka Utara baik-baik saja, masih bersumbu di Monas untuk kepentingan nasional," ungkap Anies di kegiatan RM Insight, beberapa waktu lalu.

Anies pun memastikan dirinya dan Jokowi selalu diskusi soal penanganan pandemi Covid-19.

"Rabu lalu ketemu Presiden di Istana Bogor," jelas Anies.

Adapun Anies menduga munculnya isu perpecahan tersebut karena dia dan Jokowi jarang terlihat menggelar rapat-rapat yang bisa dilihat langsung oleh publik.

Baca Juga: HUT RI Ke-75 di Tengah Pandemi: Upacara di Istana Negara Hanya Dihadiri 6 Pejabat, Siapa Saja?

Padahal selama ini, dia dan Jokowi terbilang sering melakukan rapat lewat video conference, sehingga memang tak akan nampak dalam pemberitaan.

"Semuanya serba virtual, enggak keliatan. Jadi, enggak dieskpos media dan kalau virtual kan tidak diumumkan atau live di Youtube. Tapi, sesungguhnya proses koordinasiya jalan, laporan jalan," papar Anies.

Namun demikian, Anies mengakui dalam menjalankan pemerintahan pasti akan ada perbedaan kebijakan, tetapi hal itu dianggapnya lumrah.

Baca Juga: Tak Sadar Menderita Kanker Langka hingga Tumor, Seorang Wanita Miliki Feses Aneh Berwarna Perak

"Kami dari awal eksplisit mengatakan dalam fase awal pandemi Maret-April, keselamatan nomor satu. Waktu saya ditanya, apa prioritas Jakarta? Saya bilang ada tiga, yaitu keselamatan, keselamatan, dan keselamatan," ujar Anies.

Selain itu, berkaitan dengan penanganan Pandemi, Anies sedari awal sudah mulai meningkatkan ketersediaan rumah sakit, memperbanyak testing, dan membatasi pergerakan sosial.

"Itu sebabnya kita bergerak cepat, mendorong PSBB diizinkan di Jakarta," terang Anies.

Baca Juga: Prihatinkan PJJ Kemendikbud Tuai Masalah, DPR: Buatkan Jaringan Internet Khusus dan Subsidi Ponsel

Ini pun dibuktikan dengan jumlah testing yang dilakukan DKI sudah melampaui anjuran WHO, bahkan hampir 4 kali lipat.

Hasilnya pun nampak saat banyak warga yang dijaring terinfeksi corona, tetapi ia memastikan angkanya masih aman karena positivity rate-nya masih sekitar 5 persen.

Meskipun pada akhirnya, masifnya testing yang dilakukan justru membuat pasien positif pun terlihat banyak. Alhasil, masih ada orang yang belum paham sehingga kritikan datang dan menyebut kinerja Anies tidak beres.

Baca Juga: Soal Kunjungan Achmad Purnomo ke Istana Negara Pengamat: Tak Etis, Pertemuan Politik Praktis

Hanya saja, Anies berusaha tak terlalu ambil pusing dengan penggiringan opini yang ada, sekaligus tidak takut pamornya akan turun dengan naiknya jumlah yang positif karena masifnya testing ini.

"Saya tidak takut atas apa yang dikatakan orang hari ini. Saya lebih takut atas apa yang akan dituliskan sejarawan di masa depan," kata mantan Rektor Universitas Paramadina ini.

Sementara itu, saat disinggung soal bursa Pilpres 2020, Anies tak mau menjawab, meski elektabilitasnya terus menanjak dari beberapa hasil lembaga survei.

Baca Juga: Pembaruan PP No 17/2020 Buat Gembira, Sebut PNS Bisa Ambil Cuti Sakit hingga Berobat ke Luar Negeri

"Perasaan masih tahun 2020, pilpresnya masih lama. Yang sedang di depan mata ini covid, kita beresin covid dulu," pungkas Anies.***(Redaksi WE Online)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler