Setelah Dua Tahun, Kini Umat Islam Bisa Cium Hajar Aswad Lagi

5 Agustus 2022, 14:30 WIB
Para jamaah di Masjidil Haram sudah diperkenankan kembali mencium Hajar Aswad yang ada di salah satu sudut Kabah. /Tangkapan Layar Instagram / official.santrii/

 

 

SABACIREBON - Sungguh makin berbahagia umat Islam yang bisa beribadah di Masjidil Haram Makkah.

Saat berada di Masjidil Haram, selain bertawaf dan ibadah lainnya, kaum musliminin senantiasa berusaha untuk bisa mencium Hajar Aswad.

Hajar Aswad atau batu hitam itu dipercaya merupakan batu yang berasal dari surga.

Hajar Aswad ditempatkan di salah satu sudut Kabah.

Baca Juga: Pengobatan Herbal : H Fatonah Lambungnya Akut dan Muntah Tiap Sudah Makan, kini Bisa Makan Sambal Lagi

Sayidina Umar RA, Khlifah kedua setelah Sayidina Abu Bakar, pernah melihat Rasul Saw mencium Hajar Aswad tersebut.

Atas sikap Rasul Saw itu,setiap saat ribuan umat Islam berdesakkan untuk bisa mencium Hajar Aswad.

Sejak pandemi Covid-19, tak boleh seorang muslim pun mencium Hajar Aswad.

Selama dua tahunan, sejak 1 Juli 2020, Hajar Aswad tak boleh tersentuh. Kabah dikelilingi pagar. Jangankan mencium Hajar Aswad, mendekat Kabah pun tak bisa.

Baca Juga: Kang Emil akan Bangun Pusat Kebudayaan Palestina di Al Jabbar Gedebage

Kini, rindu umat Islam akan Hajar Aswad itu bisa terlampiaskan.

Mulai 2 Agustus 2022, pagar penghalang sekitar Kabah telah terbuka kembali. Kaum muslim pun sudah bisa mencium Hajar Aswad.

Kepala Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci, Sheikh Abdur-Rahman As,-Sudais mengatakan, pagar penghalang Kabah diangkat karena pandemi mereda.

Demikian keterangan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Arab Saudi yang diterima di Jakarta.

Baca Juga: Barcelona Gagal Ambil Cesar Azpilicueta, Karena Ogah Naikkan Harga

"Penciuman Hajar Aswad juga diizinkan dalam suasana yang aman, spiritual dan sehat. Ini di bawah bimbingan dan tindak lanjut dari Sheikh Abdur-Rahman As-Sudais," menurut keterangan itu, sebagaimana ditulis Antara.

Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci juga merumuskan rencana lanjutan untuk menyelenggarakan haji dan umrah serta shalat di Hijr Ismail.

Hijr Ismail dikenal pula juga sebagai Al Hatim yang merupakan bangunan terbuka berbentuk bulat sabit, setengah lingkaran yang berada di dekat Kabah.

Hijr Ismail adalah lokasi Nabi Ibrahim membangun tempat penampungan untuk puteranya, Nabi Ismail dan isterinya, Siti Hajar.

Area sekitar tiga meter yang berdekatan dengan dinding di sisi Al Hatim sebenarnya merupakan bagian dari Kabah.

Hukum shalat di dalam Hijr Ismail adalah sunah.***

 

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler