SABACIREBON - Beredar video di YouTube seseorang yang disebut mirip Wapres KH Ma'ruf Amin salat jenazah tidak lazim, karena menggunakan ruku dan sujud.
Seorang yang sepuh dan disebut mirip KH Ma'ruf Amin, karena berambut putih, berkacamata, mengenakan peci, berbaju putih, dan bersarung putih.
Hanya saja wajahnya tidak terlalu jelas, selain karena menggunaka masker, juga kualitas gambar video tidak terlalu bagus.
Baca Juga: Piala Uber : Indonesia Menang atas Jerman, 3-0, Aisyah Sativa Fatetani jadi Penentu Kemenangan
Jenazah berada dalam ruangan yang sudah banyak orang. Nampaknya jenazah beada di dalam peti mati, ditutupi sebuah bendera bukan merah putih.
Orang-orang sekitar juga berpakaian beskap, khas melayu.
Kemudian saat pria sepuh itu sedang salat, nampak sesesorang memberi isyarat dengan menggerakan tangannya di antara lehernya, seolah mengisyaratkan agar hentikan mengambil gambar.
Benarkah itu KH Ma'ruf Amin?
Pakar Telematika, Roy Suryo turut menanggapi tangkapan layar video yang beredar dan mencatut nama Ma'ruf Amin tersebut.
Baca Juga: Dari Kasus Hepatitis Akut Misterius, Bocah di Jatim Meninggal dan Bayi di RS Dr Soetomo di Isolasi
Roy Suryo menyebut tangkapan layar video yang berjudul 'Cara Sholat Jenazah ala Wapres Ma'ruf Amin, Pakai Rukuk dan Sujud' merupakan hoaks.
Hal itu diungkapkan oleh Roy Suryo melalui cuitan di akun Twitter @KRMTRoySuryo2 pada Selasa, 10 Mei 2022.
"Beredar Video HOAX yg disebut2 'Cara Sholat Jenazah ala Wapres Ma'ruf Amin, Pakai Rukuk & Sujud'," tulis Roy Suryo.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu mengungkapkan video sholat jenazah tersebut tidak terjadi di Indonesia.
Baca Juga: Ingat, Sepulang Mudik Jangan Lupa Baca Doa Masuk Rumah agar Berkah
Menurut pengamatannya, hal tersebut diduga terjadi di Malaysia karena terlihat ada bendera Serawak di atas peti jenazah.
"Itu bukan TKP di Indonesia ya, kalau melihat BENDERA diatas Peti adalah bendera SERAWAK, Negara bagian Malaysia," tulisnya.
Lebih lanjut, Roy Suryo menyindir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Dia mengatakan seharusnya Kominfo bergerak cepat menangani hal-hal tersebut.
"Ada2 saja, harusnya Kominfo GerCep soal2 begini, Jangan ABAY AMBYAR," pungkasnya.***