Erupsi Selama 9 Jam, BMKG Sebut Anak Krakatau Tidak Picu Tsunami

11 April 2020, 20:20 WIB
Ilustrasi erupsi Gunung Anak Krakatau, Selasa 1 Januari 2019.* //ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Erupsi Gunung Anak Krakatau yang berlangsung sejak Jumat malam pukul 21.00 WIB hingga Sabtu pagi pukul 06.00 WIB tidak memicu terjadinya tsunami, demikian dilaporkan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono pada Sabtu, 11 April 2020.

"Hasil monitoring muka laut menggunakan 'tide gauge' di Pantai Kota Agung, Pelabuhan Panjang, Binuangen dan Marina Jambu menunjukkan tidak ada anomali perubahan muka laut, "tutur Rahmat Triyono dalam pernyataan yang dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com melalui Kantor Berita Antara.

Bahkan, monitoring muka laut telah dilakukan dengan menggunakan Radar Wera yang berlokasi di Kahai, Lampung dan Tanjung Lesung, Provinsi Banten.

Baca Juga: 20 Persen Volume Sampah Menurun di Kota Cirebon, Dampak Terjadinya Pandemi Covid-19

Namun monitoring itu tidak menunjukkan adanya anomali muka laut pada waktu yang sama.

Oleh karena itu, BMKG menyimpulkan bahwa erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat malam tidak memicu terjadinya tsunami.

Selain itu, monitoring kegempaan yang dilakukan BMKG tepat pada saat terjadinya erupsi pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB juga menunjukkan bahwa sensor BMKG tidak mencatat adanya aktivitas seismik.

Baca Juga: Kota Cirebon Laporkan Kasus Positif dan Kematian Pertama, Korban Meninggal di Bandung

Oleh karena itu, erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini dapat disebut lebih lemah dibandingkan erupsi yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu.

Namun demikian, BMKG mencatat ada gempa di Selat Sunda berdasarkan hasil monitoring seismik pada pukul 22.59 WIB hingga 23.00 WIB, baik eksisting maupun sensor baru yang dipasang pada 2019.

Dalam arti lain, BMKG menghasilkan analisis terkait gempa yang menunjukkan terjadinya gempa tektonik di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB.

Baca Juga: Diprotes Puluhan Penumpang, Operator Stasiun Manggarai Siapkan KRL Tambahan

Gempa itu bermagnitudo 2,4 dengan episenter terletak pada koordinat 6,66 lintang selatan (LS) dan 105,14 bujur timur (BT), tepatnya di laut pada jarak 70 kilometer (km) arah selatan barat daya Gunung Anak Krakatau di kedalaman 13 km.

Adapun terkait suara dentuman yang beberapa kali terdengar dan meresahkan masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), BMKG memberikan konfirmasinya.

BMKG menyebut hasil monitoring sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi pukul 06.00 WIB menunjukkan tidak ada aktivitas gempa tektonik yang kekuatannya signifikan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.

Baca Juga: Satu Orang Warga Kota Cirebon Positif Covid-19, Gugus Tugas Belum Berikan Keterangan 

Bahkan, bila ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4, tetapi gempa tersebut kekuatannya tidak signifikan dan tidak dirasakan oleh masyarakat.

Dengan demikian, BMKG dapat memastikan suara dentuman tersebut tidak bersumber dari aktivitas gempa tektonik.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler