PR CIREBON - Politisi Partai Keadilan Sejahtera Mardani Ali Sera buka suara perihal lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Mardani Ali Sera pun turut menyinggung sikap Presiden Jokowi sebagai pemimpin negara Indonesia.
Menurut Mardani Ali Sera, naik atau turunnya kasus Covid-19 di suatu negara ditentukan oleh kualitas keberanian pemimpin negaranya.
Baca Juga: Sindir Kebijakan PPKM Darurat, Arya Saloka: Orang Meninggal Lama-lama karena Stres
Hal tersebut diungkapkan Mardani Ali Sera dalam postingan di akun Twitter pribadinya @MardaniAliSera yang dibagikan pada 15 Juli 2021.
"Naik turunnya pandemi di suatu negara amat ditentukan oleh kualitas keberanian kepala negara," tulis Mardani Ali Sera, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter @MardaniAliSera.
Selain itu, dia pun menyinggung sikap Presiden Jokowi yang memiliki 1001 alasan.
"Di Indonesia, dengan pak @jokowi sebagai kepemimpinan sekarang mungkin punya 1001 alasan," ungkap Mardani Ali Sera menambahkan.
Bahkan, dia juga mengatakan bahwa di saat kondisi krisis, pemimpin hebat akan mengeluarkan senjatanya.
"Tapi harus diingat, saat kondisi krisis, seorang pemimpin hebat pasti mengeluarkan tajinya," tutur Mardani Ali Sera.
Baca Juga: Joo Ji Hoon dan Han So Hee Dikonfirmasi Sebagai Pemeran Utama Film Bertajuk 'Gentleman'
Mardani kemudian memberikan contoh keputusan dari seorang pemimpin hebat, yakni Perdana Menteri Selandia Baru.
Disebutkannya bahwa Perdana Menteri Selandia Baru berani menutup bandara di negaranya hingga seluruh warga melakukan vaksinasi.
"Contohnya? Tentu banyak, seperti PM Selandia Baru yang berani menutup bandara sampai seluruh warganya divaksinasi," ujarnya.
Baca Juga: Marvel Ungkap Serial 'Loki' Akan Kembali untuk Musim Kedua di Disney Plus
Selain Perdana Menteri Selandia Baru, Mardani juga memberikan contoh sikap Kanselir Jerman yang menghadapi pandemi Covid-19.
Dijelaskan Mardani, Kanselir Jerman berani menutup sekolah hingga perkantoran selama pandemi.
"Lalu ada Kanselir Jerman ketika awal pandemi langsung menutup sekolah hingga perkantoran," ucapnya.
"Semua negara punya kekhasan masing-masing," pungkasnya.***