Anggota DPR Ini Sebut Penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia Jauh dari Kata Maksimal

26 Mei 2021, 12:45 WIB
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung sebut penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia masih jauh dari kata maksimal. /DPR RI/Foto: Geraldi/Man

PR CIREBON - Penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia disorot oleh salah satu anggota DPR RI. Dengan disebutkannya, masih jauh dari kata maksimal.

Ialah Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung yang menyebutkan hal itu.

Martin Manurung gencar menyorot soal penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Indonesia hingga tahun kedua sekarang.

Baca Juga: Hwang In Yeop Ditawari Membintangi Drakor Mendatang 'Why Is It Oh Soo Jae' Gantikan Kim Young Dae

Martin Manurung menjelaskan ihwal Pemerintah Indonesia masih jauh dari kata maksimal itu dengan membandingkan penanganan pandemi Covid-19 di Rusia. Setelah, dirinya melakukan kunjungan, ke kota Moskow.

Di mana, di kota Moskow sudah tidak lagi melakukan pembatasan-pembatasan secara ketat.

“Di Moskow ini misalnya, PCR testing sudah mencapai 135 juta. Sehingga mereka juga pede (percaya diri - Red) untuk bisa me-manage pandemi. Pembatasan tidak lagi terlalu banyak tetapi manajemen pandemi ini yang kemudian dilakukan dengan baik,” ungkap Martin Manurung, dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari laman Parlementaria dpr.go.id.

Baca Juga: Hiatus dari Dunia Drakor Selama 3 Tahun, So Ji Sub Kini Ditawari Drama Baru

Hal tersebut dikemukakannya saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi VI DPR RI dengan BUMN Holding Farmasi secara virtual dari Moskow, Selasa 25 Mei 2021. Rapat fisik digelar di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta.

Diakuinya pula, Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara Eropa, terutama dalam hal testing dan tracing wabah Covid-19.

Menurut Martin, hal itu disebabkan kurang baiknya sistem controlling dan monitoring yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Sebab ini pula disebutkannya menjadi penyebab terjadinya kasus vaksin palsu di Bandara Kualanamu beberapa waktu lalu.

Baca Juga: 51 dari 75 Pegawai KPK yang Tidak Lolos TWK Dipecat Menuai Polemik, Kepala BKN Jelaskan Alasannya

“Saya ingin menekankan kepada kita semua bahwa controlling dan monitoring itu sangat penting jadi ini jangan sampai terulang lagi karena ini akan meruntuhkan seluruh sistem kepercayaan kita kepada BUMN yang saat ini sedang kita bangun bersama,” tukasnya.

“Jadi bagaimana bumn ini menjadi dipercaya oleh masyarakat kita apalagi dalam masa pandemi,” tegas Martin politisi Fraksi Partai NasDem ini.

Lebih lanjut dia menambahkan, bahwa adanya testing dan tracing yang tidak maksimal, maka rakyat harus menanggung akibatnya, misalnya larangan mudik lebaran kemarin.

Baca Juga: Catat! Berikut Jadwal dan Link Live Streaming Villarreal vs Man United di Final UEFA Europa League

“Itu luar biasa saya lihat kekacauan dalam arti bagaimana kita bisa membuat orang jutaan manusia tidak bergerak dan itu tidak gampang. Kenapa kita membatasi sedemikian ketat? Karena testing dan tracing kita yang belum maksimal atau terbatas,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Martin Manurung menginginkan adanya kerjasama dari seluruh pihak terkait, termasuk BUMN Holding Farmasi sebagai lead dari upaya pemberantasan Covid-19.

Dia pun mendorong Bio Farma dkk agar bisa saling bersinergi bersama masyarakat serta dunia usaha, supaya dapat segera mencapai target 181 juta herd immunity.

Baca Juga: Liverpool Siap Boyong Ibrahima Konate dari Leipzig dengan Nilai Transfer Lebih dari 700 Miliar Rupiah

“Kalau perlu kumpulkan semua stakeholder yang ada di masyarakat kita juga dunia usaha kita bagaimana kita mencapai 181 juta herd immunity itu untuk bisa tercapai.”

“Buka kesempatan yang penting adalah pencatatan yang dilakukan dengan baik oleh Kementerian Kesehatan atau pihak-pihak terkait di situ,” tandas politisi dapil Sumatera Utara II tersebut.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: dpr.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler