Akibat Membawa Penyakit, 108 Ton Jahe Impor Dimusnahkan Badan Karantina Pertanian

23 Maret 2021, 08:30 WIB
Sebanyak 108 ton jahe impor dari Vietnam dan Myanmar dimusnahkan oleh Badan Karantina Pertanian Kementan karena dianggap membawa penyakit.* /Instagram @dedimulyadi71

 

PR CIREBON – Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) musnahkan ratusan ton jahe impor.

Jahe impor berjumlah 108 ton yang dimusnahkan Badan Karantina Pertanian Kementan itu bersalah dari Vietnam dan Myanmar.

Pemusnahan 108 ton jahe impor itu dilakukan di tempat pemusnahan limbah di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin, 22 Maret 2021.

Baca Juga: Buang Kesadaran Naif Peruntungan Shio Naga, Ular, Kuda, dan Kambing, Hari Ini Selasa 23 Maret 2021

"Totalnya ada 108 ton, masing-masing 54 ton dari kedua negara yang diangkut di empat kontainer," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Kementan Ali Jamil di Karawang pada Senin, 22 Maret 2021.

Ali Jamil mengatakan, seluruh biaya pemusnahan akan ditanggung oleh pengimpor jahe tersebut.

Alasan jahe impor dari dua negara itu dimusnahkan ialah karena tidak memenuhi syarat sebagai jahe yang harus masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Ramalan Shio Hari Ini, 23 Maret 2021: Monyet, Ayam Jago, Anjing, Babi Jangan Malas Bergerak!

Jahe impor tersebut diketahui terkontaminasi tanah dan mengandung organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang justru bisa mengancam pertanian lokal.

Pemusnahan 108 ton jahe impor yang tidak memenuhi persyaratan karantina dilakukan dengan cara dihancurkan menggunakan incenerator.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengaku mendukung upaya yang dilakukan oleh Kementan melalui Badan Karantina Pertanian dalam menegakkan peraturan perkarantinaan.

Baca Juga: Buruan Klaim! Kode Redeem FF Terbaru 23 Maret 2021, Hadiah Menarik dan Gratis Menantimu

Dedi Mulyadi juga berharap pemerintah tidak melakukan impor jahe lagi.

"Saya berharap tidak ada lagi impor jahe, apalagi yang berpenyakit," kata Dedi.

Sementara itu, rencana impor beras dan garam yang sedang mencuat di masyarakat menuai protes dari banyak pihak.

Baca Juga: BWF Minta Maaf, Marcus Gideon Kecewa: Jangan Cuma Minta Maaf Urusan Dianggap Selesai

Banyak pihak tidak setuju pemerintah melakukan impor beras dan garam, terlebih saat Presiden Jokowi pernah menggaungkan cinta produk lokal.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menolak mengomentari soal rencana impor beras yang sempat menjadi wacana dalam sepakan pekan terakhir.

Tanpa menjawab pertanyaan wartawan soal impor beras itu, Mentan langsung bergegas keluar dari ruangan aula Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, usai memberi kuliah umum kepada mahasiswa Polbangtan itu di Medan, Senin.

Baca Juga: Tanggapi Kekalahan Dewa Kipas, GothamChess: Anda Bisa Percaya Kebenaran atau Bersembunyi

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara, saat memberi kuliah umum kepada mahasiswa Polbangtan Medan itu, Mentan telah memberi ‘sinyal’ keberatan soal impor beras.

"Yang aku minta serap dulu gabah kita. Kalau gabahnya bagus, jumlahnya bagus, ya logikanya tidak boleh impor lah," katanya tanpa mikrofon seperti sebelumnya saat dia memotivasi mahasiswa itu.

Mentan kemudian menegaskan, bahwa secara umum stok bahan pokok untuk menghadapi Puasa Ramadhan dan Idul Fitri 2021 di dalam negeri cukup aman.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Billy dan Amanda Disebut Cocok Jika Menikah hingga Fakta Ustaz Herman Bekasi

Kementan, katanya, terus berkoordinasi dengan semua pihak terkait termasuk pemerintah daerah soal ketersediaan pangan.

***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler