Refleksi Soal Drama Politik AS, SBY: Sistem Demokrasi Tidaklah Sempurna, Tapi...

20 Januari 2021, 15:15 WIB
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY Beberkan 8 Pesan yang Dapat Diambil dalam Tragedi Demokrasi di Amerika Serikat.* /.*/Instagram @aniyudhoyono

PR CIREBON – Drama politik yang terjadi di Amerika Serikat (AS) belakangan ini menarik perhatian banyak publik diseluruh dunia.

Pasalnya, negara yang dijuluki sebagai jantungnya demokrasi itu, malah terjadi berbagai peristiwa yang tidak mencerminkan demokrasi.

Menanggapi hal tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan beberapa poin yang bisa dijadikan refleksi dari berbagai drama politik yang ada di AS.

Baca Juga: Bantuan untuk Korban Gempa Bumi di Sulawesi Barat Mulai Disalurkan, Termasuk Layananan Kesehatan

“Bagi para pencinta demokrasi, drama politik di AS saat ini dapat dipetik pelajarannya,” ujar SBY, seperti dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari twitter @SBYudhoyono.

Pertama, SBY menyebutkan bahwa sistem demokrasi tidaklah sempurna karena memiliki wajah yang baik dan buruk.

Tetapi, SBY juga menambahkan bahwa sistem otoritarian dan oligarki pun tidak lebih baik.

Baca Juga: Tanggapi Soal Dugaan Korupsi BPJS, Marzuki Ali: Sudah Gak Ada Hati Manusia, Lebih Buruk dari Hewan

Artinya, yang harus dilakukan adalah memaksimalkan demokrasi yang berwajah baik.

“Pertama, sistem demokrasi tidaklah sempurna, terutama implementasinya"

"Ada wajah baik & wajah buruk dalam demokrasi. Namun, tidak berarti sistem otoritarian & oligarki lebih baik,” ujar SBY.

Baca Juga: Dengarkan Pemaparan Calon Kapolri, Ini Harapan Ahmad Sahroni soal Penegakan Hukum di Indonesia

SBY juga mengatakan bahwa poin kedua yang bisa diambil pelajaran adalah bahwa pemimpin atau Presiden harus berkata jujur karena ucapan pemimpin berpotensi untuk menggerakkan massa.

SBY menilai, serangan yang terjadi di Capitol Hill beberapa waktu lalu adalah akibat dari ucapan Donald Trump yang mengatakan bahwa suaranya dalam pilpres telah dicurangi.

Selain itu, pemimpin yang sering berbohong juga akan kehilangan kepercayaan dari rakyatnya.

Baca Juga: Minta Proyek Infrastruktur Tetap Berjalan, Sri Mulyani: Kita Tidak Melupakan Pembangunan

Oleh karena itu, menurut SBY seorang pemimpin harus berkata sesuai dengan fakta yang ada.

“Pemimpin akan kehilangan "trust" dari rakyatnya, karena mereka bisa bedakan mana yang benar (faktual) dengan yang bohong (tdk faktual),” ujarnya lagi.

Selanjutnya, SBY juga menegaskan bahwa dalam Pemilu, menang kalah adalah hal yang wajar. Oleh karenanya bagi pihak yang kalah seharusnya bisa lebih menerima.

Baca Juga: Banyak Tradisi yang Dilanggar Donald Trump Saat Pergantian Presiden Joe Biden, Ini Kata Ashley Biden

“Meskipun berat dan menyakitkan, siapapun yang kalah wajib terima kekalahan dan ucapkan selamat kepada yang menang. Itulah tradisi politik & norma demokrasi yg baik,” ujar SBY.

SBY menyayangkan tradisi politik yang baik seperti itu tidak terjadi di AS yang dijuluki sebagai  “champions of democracy”.

SBY juga sangat menyayangkan karena transisi kekuasaan di AS tidak berlangsung damai tetapi malah dipenuhi kekerasan, kebencian dan permusuhan.

Baca Juga: Pidato Perpisahan, Donald Trump Harapkan Pemerintahan AS Berhasil Tanpa Sebut Nama Joe Biden

“Ini petaka bagi AS yang politiknya terbelah (deeply divided),” ujar SBY.

Menurut SBY, situasi mencekam yang terjadi di Washington DC menjelang pelantikan Joe Biden adalah hal yang miris terjadi di AS.

Pasalnya, pengerahan pasukan keamanan yang ketat itu bukan untuk menjaga ancaman dari luar negara tetapi justru dari "teroris domestik" negara tersebut.

Baca Juga: Paparkan Komitmen Calon Kapolri, Anggota Komisi III DPR Sebut Listyo Sigit Prabowo Milenial Kekinian

“Ini titik gelap dalam sejarah AS. Juga warisan buruk yang ditinggalkan Trump,” ujar SBY.

Terakhir, SBY juga mengapresiasi sikap Mike Pence yang menurut SBY memiliki karakter kesatria lantaran menerima hasil Pilpres dan menolak ‘perintah’ Trump untuk mengubah hasil Pemilu.

Menurut SBY, Mike Pence bukanlah tipe pemimpin yang haus kekuasaan dan suka memanfaatkan keadaan.

Baca Juga: Tiffany Trump Umumkan Pertunangannya, Tepat di Hari Terakhir Kepresidenan Donald Trump

Hal itu terbukti dari sikap Pence yang menolak saat ditawari untuk menggantikan Trump oleh DPR AS. ***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler