Pengamat Minta ‘Sandi Pesan’ Dalam Drone Secepatnya Diselidiki: Mengapa Masuk Perairan Selayar?

5 Januari 2021, 13:20 WIB
Drone Bawah Laut di Selayar, Ternyata Seaglider. /Twitter/@KRMTRoySuryo2

PR CIREBON – Pengamat Politik dan Hankam dari Universitas Muhammadiyah, Arqam Azikin, MSi mengatakan, agar secepatnya menyelidiki 'sandi pesan' dalam rangkaian benda yang mirip rudal atau drone.

Benda itu ditemukan di sekitar Perairan Selayar, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.

"Apabila tidak ada cap milik TNI di benda tersebut, berarti benda itu dipastikan punya lembaga dari luar negara kita, dan diperlukan kerja cepat menyelidiki isi ‘sandi pesan’ apa yang di dalam rangkaian alatnya," kata Arqam di Makassar pada Senin, 4 Januari 2021.

Baca Juga: Dapat Kabar dari Keluarga Syekh Ali Jaber, Mahfud MD: Alhamdulillah, Semakin Membaik

Menurutnya, Panglima TNI melakukan keputusan tepat dengan langsung memerintahkan jajarannya membawa alat mirip rudal tersebut di bawah ke Mabes TNI untuk diteliti lebih lanjut.

Mengenai dugaan benda itu milik Tiongkok atau Amerika Serikat (AS), Arqam mengatakan, disitulah perlu penyelidikan TNI secara tepat dalam mengklarifikasi data-data awal yang ada pada benda itu.

Ia mengatakan AS mempunyai pemantau satelit di wilayah Timur Indonesia, sedangkan Tiongkok memiliki kepentingan pada gejolak di Laut Tiongkok Selatan dengan AS.

"Benda milik lembaga dari luar negara kita, mesti diselidiki secara mendalam dengan beberapa pertanyaan, mengapa bisa masuk ke perairan Selayar? Apakah pernah terdeteksi oleh radar AL?" tuturnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Baca Juga: Viral Kabar Soal Chip 5G Ditanam dalam Vaksin Covid-19, Begini Fakta Sebenarnya

Apabila tidak terdeteksi radar keamanan wilayah laut Indonesia, lanjut Arqam, berarti sudah menunjukkan kerawanan.

Hal itu, menurutnya, bahaya bagi penyusupan mata-mata dengan memakai drone laut memasuki perairan Indonesia.

Ia juga menegaskan, dengan ciri-ciri yang ada pada benda itu, patut dicurigai ada penyusupan operasi pengintaian di sekitar perairan wilayah Indonesia.

Pengintaian itu bisa bertujuan untuk melakukan perekaman situasi, sumber daya alam, dan posisi kekuatan penjagaan yang intens dilakukan TNI AL.

Baca Juga: Jadi Orang Pertama Terima Vaksin Oxford-AstraZeneca, Pasien Penderita Penyakit Ginjal Ini Senang

"Ini sudah kejadian ketiga kalinya ditemukan di wilayah perairan kita, maka segenap pasukan elit AL agar meningkatkan kewaspadaan dalam menangkal ancaman pertahanan negara di lokasi strategis yang rawan 'operasi pengintaian' di wilayah Laut dari pihak manapun," ujarnya.

Karena itulah, Arqam mengatakan, sudah sepatutnya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto segera ke Komisi I DPR RI menjelaskan agar polemik drone laut agar tidak menyebar di masyarakat dengan persepsi berbeda-beda.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan drone bawah laut yang ditemukan nelayan di perairan Selayar merupakan seaglider untuk riset bawah laut.

"Alat ini seaglider, banyak untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di bawah lautan," kata Yudo dalam jumpa pers di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) di Jakarta Utara.

Baca Juga: Memilukan, Bocah ini Kekurangan Gizi Parah dan Harus Tempuh 170 Km ke Rumah Sakit

Ia mengatakan seaglider memang bisa untuk berbagai kepentingan, mulai dari kepentingan industri, survei, hingga kepentingan militer, karena kemampuannya dalam memetakan kondisi tertentu.

"Alat ini bisa untuk industri maupun untuk pertahanan. Tergantung pada siapa yang memakai," ujar Yudo.

Yudo menegaskan, bahwa alat tersebut bukanlah alat yang bisa untuk kepentingan mata-mata, melainkan untuk riset bawah laut.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler