Simbol Jempol Kejepit Bukan Bermakna Mesum, Ini Arti Sesungguhnya

24 November 2020, 15:51 WIB
Simbol jempol kejepit ternyata memiliki makna yang berbeda, justru memiliki makna keberuntungan bagi perempuan. //Museum Fatahilah//

PR CIREBON - Siapa sangka jika simbol jempol kejepit sebenarnya punya arti yang jauh dari bayangan masyarakat Indonesia.

Simbol yang kerap dikonotasikan dengan hal negatif itu sebetulnya punya makna berbeda dari pemikiran banyak orang.

Simbol jempol kejepit yang dikenal masyarakat luas merupakan bentuk hiasan pada meriam kuno peninggalan Portugis, yakni Meriam Si Jagur yang terletak di Kota Tua, Jakarta.

Baca Juga: Dinkes Jabar Adakan Lomba dengan Total Hadiah Jutaan Rupiah, Berikut Caranya

Dilansir dari Antara, Selma Isnaini selaku pemandu dari Wisata Kreatif Jakarta mengatakan jika simbol jempol kejepit mempunyai arti 'fico' atau keberuntungan.

Menurut Selma, ada takhayul yang meliputi ketika meriam si Jagur baru ditemukan. Orang-orang percaya bahwa meriam ini bisa membantu perempuan yang ingin segera mengandung.

"Ada takhayul, kalau perempuan ingin punya anak duduk di atas meriam akan segera hamil," katanya.

Baca Juga: Pria Pemanjat Baliho Kembali Berulah, Diturunkan Secara Paksa Menggunakan Crane

Orang-orang pun berbondong-bondong duduk di atasnya, sehingga kini meriam si Jagur diberi pagar serta dijadikan lebih tinggi agar tak ada orang yang menaikinya.

Simbol jempol kejepit pada zaman dahulu disebut dengan 'mano in figa'. Maksudnya, lambang tersebut bermakna kepercayaan dan kesuburan. Ia juga berarti sebuah ejekan untuk bangsa Belanda yang merupakan musuh Portugis saat itu.

Sementara, Meriam si Jagur merupakan gabungan dari 16 meriam kecil yang berhasil direbut oleh Belanda saat menang pertempuran di Malaka. Meriam tersebut dilebur menjadi satu menjadi Meriam Si Jagur yang berukuran besar.

Baca Juga: Polisi Sebut Bahar Smith Menolak Diperiksa Terkait Kasus Penganiayaan: Dilimpahkan ke Kejaksaan

Meriam si Jagur dibuat di Makau dari pabrik St Jago de Barra, oleh The Master of Royal Foundry (O Grande Fundidor) Manuel Tavares Bocarro (MTB) pada tahun 1641.

Meriam si Jagur dipindahkan dari Makau ke Malaka saat Portugis berkuasa pada awal abad ke-16. Meriam tersebut diboyong ke Batavia oleh Belanda setelah menguasai Malaka pada 1641.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: indonesia.go.id ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler