Perjalanan Haji Dibuka Mereka pun Dapat Bahagia

- 29 Mei 2022, 21:49 WIB
Ilustrasi: Perjalanan ibadah haji dan umroh tahun ini kembali dibuka menjadi berkah bagi pedagang oleh-oleh haji Pasar Baru.
Ilustrasi: Perjalanan ibadah haji dan umroh tahun ini kembali dibuka menjadi berkah bagi pedagang oleh-oleh haji Pasar Baru. /kabar banten.com/

 

SABACIREBON - Dibukanya kembali perjalanan ibadah haji disambut gembira tak hanya oleh mereka para calon jemaah haji.

Juga oleh mereka yang biasa mengais rejeki dari kegiatan ibadah haji.

Ya mereka para pedagang oleh oleh haji dan umrah.

Selama pandemi Covid-19, dua tahun atau dua musim haji, tidak ada pemberangkatan jemaah haji dari Indonesia.

Baca Juga: Jangan Konsumsi Bagian Ini dari Hewan Terpapar PMK

Para pedagang oleh oleh haji dan umrah pun terdampak. Jualannya sepi.

Salah satu yang merasakan dampak tak ada pemberangkatan jemaah haji adalah Risma Febrian Safitri, pemilik Toko Hasanah di Pasar Baru Bandung.

Risma merintis bisnis oleh oleh haji dan umrah dengan mendirikan Toko Hasanah tahun 2014.

Risma menuturkan masa masa sulit saat pandemi Covid-19.

Yang paling riskan dari usahanya adalah oleh oleh makanan berupa kurma, kacang kacangan, dan cokelat.

Oleh oleh berupa makanan, tutur Risma, paling banyak terdampak karena sepi pembelinya.

"Sampai banyak yang kadaluwarsa, akhirnya kita buang. Kurma juga  jadinya dijual murah walau expirednya masih lama," tutur Risma.

Baca Juga: Inilah Aturan PPDB Tahun 2022 SMA SMK dan SLB di Jabar

Omzet penjualan pun terjun bebas, hingga ke bawah 60 persen.

Adanya pengumuman dibukanya kembali perjalanan haji, langsung berdampak positif bagi para pedagang oleh oleh haji dan umroh.

"Alhamdulillah, sekarang omzet naik hampir 80 persen," kata Irma.

Risma menjelaskan, para jemaah haji biasanya mencari peralatan dan oleh oleh dari tanah suci.

Oleh oleh sudah dalam bentuk paket kecil. Harganya mulai dari Rp 12.000. Isinya berupa kacang, kurma, kismis, dan air zamzam. Ada juga yang ditambah tasbih atau pacar Arab.

Irma mendatangkan barang jualannya  secara import dari Arab Saudi dan Pakistan.

Pawindra Saputra juga menuturkan yang serupa dengan Risma.

Baca Juga: Kekuatan Besar Dibalik Kesultanan Cirebon, Kesaktian dan Pusaka P Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon (bag 1)

Pemilik PD Nizam Makmur ini mengalami hal yang sama. Selama 5 tahun berjualan oleh oleh haji dan umrah, kerugian akibat pandemi Covid-19 dirasakannya sangat berat.

"Saat awal pandemi omzet turun hingga 70 persen. Mulai musim haji tahun ini omzet naik 60 persen," kata Pawindra.

Muhammad Toha mengalami kerugian lebih besar lagi.

Pemilik Toko Ramadhani di lantai 4 Pasar Baru mengalami kerugian besar saat pandemi Covid-19. Omzet jualannya hanya 10 persenan.

"Tapi sekarang pelan pelan meningkat hampir 80 persen," kata Muhammad Toha.

Bagi para jemaah haji, tak perlu repot repot beli oleh oleh di Tanah Suci.

Di Pasar Baru, hampir seluruh oleh oleh haji dan umrah tersedia.

Harganya pun tak jauh beda dengan di Tanah Suci.***

 

 

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Humas Kota Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah