Kekuatan Besar Dibalik Kesultanan Cirebon, Kesaktian dan Pusaka P Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon (bag 1)

- 29 Mei 2022, 18:50 WIB
Kekuatan Besar Dibalik Kesultanan Cirebon, Kesaktian dan Pusaka P Walangsungsang atau P Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon/foto ilustrasi/tangkap layar dari kanal youtube @bujang gotri
Kekuatan Besar Dibalik Kesultanan Cirebon, Kesaktian dan Pusaka P Walangsungsang atau P Cakrabuana atau Mbah Kuwu Cirebon/foto ilustrasi/tangkap layar dari kanal youtube @bujang gotri /

SABACIREBON-Kesultanan Cirebon pada awalnya hanyalah satu, yaitu kesultanan yang didirikan Pangeran Walangsungsang yang bergelar Pangeran Cakrabuana, Putera Prabu Siliwangi.

Mencapai kejayaan pada masa dipimpin Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), yang tak lain keponakannya sendiri, yakni putera dari Rara Santang adiknya.

Namun dalam perkembangannya karena penjajah Belanda, Kesultanan Cirebon terbagi menjadi tiga. Masing-masing Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan.

Baca Juga: Thibout Courtois, Sang Pahlawan Madrid, Melakukan Penyelamatan Maksimal Hingga Liverpool tak Berdaya

Namun dalam artikel ini, bukan mau membahas paska terbaginya Kesultanan Cirebon, tetap jauh pada saat awal-awal berdirinya hingga berkembang menjadi pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa bagian barat.

Mengutip dari kanal youtube @bujang gotri, pada tahun 1482 Masehi, kedudukan Pangeran Cakrabuana sebagai pemimpin Cirebon kemudian digantikan oleh keponakannya, putra dari Rara Santang yakni Syarif Hidayatullah atau kanjeng Sunan Gunung Jati.

Pangeran Cakrabuana menunjuk langsung Syarif Hidayatullah sebagai penguasa Cirebon, karena dianggap mampu membawa Cirebon menjadi kesultanan Islam yang kuat dan besar di wilayah jawa bagian barat.

Baca Juga: Polisi Bentrok dengan Suporter Liverpool Jelang Final Liga Champions

Pada masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati dalam membangun Cirebon, Pangeran Cakrabuana memilih untuk menjadi seorang penasihat atau sesepuh keraton, dan juga ia sebagai tokoh sentral kekuatan besar dibelakang perjuangan Kesultanan Cirebon.

Seperti diketahui, Pangeran Cakrabuana atau Walangsungsang sang pendiri Kesultanan Cirebon
Ini memang pada tahun 1430 Masehi.

Semuanya diawali Pangeran Walangsungsang dengan mendirikan Dalem Agung Pakungwati dan membentuk pemerintahan di Cirebon.

Baca Juga: Bagi Pemain Ini, Liga Champions Menjadi Trofi yang Terakhir Bersama Real Madrid

Dengan demikian Pangeran Walangsungsang merupakan pendiri pertama Kesultanan Cirebon dan dikenal dengan nama Pangeran Cakrabuana, atau Embah Kuwu Sangkan pada tahun 1482 Masehi.

Di dalam perjalanannya peran dari Pangeran Cakrabuana sangat menentukan arah dan strategi kemenangan Cirebon dalam menghadapi berbagai pertempuran dengan kecerdasan kebijaksanaan serta kesaktian yang ia miliki.

Pangeran Cakrabuana kerap terlibat langsung dalam medan peperangan. Bahkan dalam beberapa pertempuran Pangeran Cakrabuana mengambil peran sebagai panglima tinggi.

Baca Juga: Pertandingan Golf Bareng (Gobar) PGB Mei 2022 Ajang Pemanasan Tur Golf Bali September 2022

Dalam hal kemampuan bertarung serta ilmu kesaktian, Pangeran
Cakrabuana merupakan seseorang yang sudah mencapai tingkatan ilmu yang tinggi dan mumpuni.

Ia adalah seorang ksatria adiluhung dengan ilmu yang sakti mandraguna. Selain memiliki kesaktian yang luar biasa, Pangeran Cakrabuana juga memiliki pusaka andalan yaitu Pusaka Kujang.

Pusaka tersebut ia dapatkan dari Prabu Siliwangi sebagai warisan
atau tanda seorang Putra Pajajaran atau keturunan Prabu Siliwangi.

Baca Juga: Satu Tribun Penonton Formula E Jakarta yang Ambruk Belum Diperbaiki

Selain pusaka Kujang pemberian dari Prabu Siliwangi, Pangeran Cakrabuana juga memiliki beberapa pusaka lainnya yang ia dapatkan dari guru-gurunya semasa melakukan perjalanan spiritual mencari ajaran agama Islam.

Diantaranya, pertama pusaka pemberian Resi Danuwarsih. Pusaka ini memiliki khasiat sebagai teropong pintu menuju alam gaib serta baju Kamayan, sebuah pusaka yang jika digunakan tidak akan terlihat oleh orang lain.

Pusaka kedua pemberian Resi Nanggo di Gunung Jampuk berupa pusaka golok cabang yang berpungsi mampu
mematahkan serta menghancurkan segala macam benda.

Baca Juga: Tiara Andini Prastika Tidak Sia-siakan Menunda Pernikahan dengan Menyumbang Medali Emas di SEA Games Vietnam

Lalu pusaka ketiga, yaitu pusaka pemberian Raja Naga, beberapa pusaka berupa baju Waring yang
berfungsi untuk bisa terbang.

Kopiah Waring untuk menghilang dan umbul-umbul Waring untuk memperoleh harta benda.

Lalu pusaka keempat pemberian Raja Bangau, beberapa pusaka berupa piring panjang pendingin nya bareng atau bolong kecil yang jika dipukul akan keluar 10.000 prajurit Jin.

Peran sentral Pangeran Cakrabuana dalam membangun Cirebon dan menjaga Keraton dari ancaman musuh tercatat dalam beberapa peristiwa pertempuran pada masa
Prabu Surawisesa memimpin Pajajaran.

Baca Juga: Pemkot Cirebon Sidak Harga Minyak Goreng.

Cirebon menyatakan lepas dari Pajajaran dan menjadi wilayah yang berdaulat. Namun di front timur wilayah Pajajaran yakni kerajaan Galuh yang dipimpin Prabu Jayaningrat beranggapan bahwa secara wilayah Cirebon masih termasuk daerah
bawahannya.

Untuk itu Prabu Jayaningrat mengirim surat kepada Sunan Gunungjati agar memberi upeti ke Galuh dengan
ancaman jika tidak membayar upeti, maka Cirebon akan diserang dan dihancurkan.

Baca Juga: Demokrat Jabar Minta Kader Doakan Putra Ridwan Kamil

Namun Sunan Gunungjati menolak permintaannya dan siap untuk berperang.

Saat penyerangan Galuh Cirebon pasukan dari Kuningan lah yang saat itu diberi tanggung jawab untuk menahan serangan pasukan Galuh.

Tapi Pangeran Kuningan
beserta pasukannya tak mampu menahan serangan dahsyat pasukan Galuh dan mundur menuju Pakungwati.

Baca Juga: AirAsia akan Masuk Belitung dari Singapura dan Kuala Lumpur

Lalu datanglah pasukan besar Cirebon dan Demak yang dipimpin langsung oleh panglima perang Pangeran Cakrabuana dan akhirnya pasukan Galuh pun berhasil dikalahkan di daerah Gunung Gundul Palimanan.

Dalam Babad Cirebon menceritakan pula tentang pertempuran antara Pangeran Cakrabuana melawan Prabu Jayaningrat serta Adipati Kiban sang Panglima Galuh.

Ketika Pangeran Kuningan bertarung melawan Adipati Aria Kiban terjadi pertempuran yang sangat sengit.

Persis saat Pangeran Kuningan sudah tidak berdaya, tak disangka tiba-tiba Pangeran Cakrabuana langsung datang.

Baca Juga: Pembalap Italia Mendominasi Posisi Teratas dari Balapan Moto GP Malam ini.

Dan waktu Arya Kiban hendak menyerang Pangeran Kuningan dengan ajian Pamungkas nya, Pangeran Cakrabuana pun beraksi dan serangan Aryakiban berhasil ditahan dan tidak berpengaruh
sama sekali.

Giliran Pangeran Cakrabuana yang menyerang dengan memuluskan golok cabang dan disebutkan ke leher Arya Kiban, beruntung Arya Kiban masih bisa menghindar dan la pun segera berlari

Arya Kiban lalu kabur meninggalkan pertempuran karena ia tak tahan merasakan panas di sekujur tubuhnya
akibat lesatan aura golok kembar Pangeran Cakrabuana.

Baca Juga: 72 Persen dari Tanah-tanah Pertanian di Indonesia dalam Kondisi 'Sakit'

Setelah Arya Kiban berhasil
dikalahkan dan kabur meninggalkan arena pertempuran, lalu Pangeran Cakrabuana membantu para pasukan Cirebon untuk menghadapi Prabu Jayaningrat yang sulit dikalahkan.

Pertarungan antara Pangeran Cakrabuana melawan Prabu Jayaningrat terjadi begitu sengit. Saling Serang dan adu kesaktian pun tak terelakkan.

Keduanya sama-sama kuat dan memiliki kesaktian yang sama tinggi,
sehingga pertempuran pun terjadi begitu lama.

Baca Juga: Gubernur Jabar Minta Perpanjangan Cuti, Pantau Langsung Pencarian Putranya yang Terseret Arus Sungai Aeree

Pada saat Prabu Jayaningrat mengeluarkan ajian panglimunan untuk mengelabui, Pangeran Cakrabuana pun kesulitan
menghadapinya.

Lalu Pangeran Cakrabuana
menggunakan pusaka cincin Ampal untuk mengetahui secara gaib keberadaan Prabu Jayaningrat hingga
pada akhirnya keberadaan Prabu Jayaningrat diketahui dan Pangeran
Cakrabuana pun langsung menyerang menggunakan Pusaka Kujang miliknya lalu membelah tanah dan menjepit Prabu Jayaningrat pun kalah.

Namun sebelumnya ia berhasil kabur danmeninggalkan medan pertempuran.

Tak hanya diandalkan sebagai panglima pasukan, Pangeran Cakrabuana pun menjadi tokoh utama ketika melawan musuh aliran hitam yang kala itu mulai meresahkan Cirebon.

Baca Juga: Gol Vinicius Junior Bawa Real Madrid Juara Liga Champions

Pada masa itu diutus beberapa tokoh yang dipimpin oleh Pangeran Cakrabuana untuk menandingi kesaktian aliran hitam.(bag-1, bersambung)***

Editor: Otang Fharyana

Sumber: kanal youtube @bujang gotri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x