Pemkab Majalengka Bantu Pengrajin Anyaman Bambu di Majalengka

24 Januari 2024, 21:11 WIB
Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi berdialog dengan pengrajin anyaman di Majalengka/PR JABAR /

SABACIREBON- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka mendorong produk unggulan pengrajin anyaman bambu yang ada di beberapa wilayah seperti, Leuwimunding, Palasah, Rajagaluh untuk bisa bangkit dan tetap bertahan dengan perkembangan jaman.

Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi akan membantu para pengrajin anyaman bambu di wilayah Desa Naggerang Kecamatan Leuwimunding.

Menurut Dedi, para pengrajin tersebut akan dibina oleh Disperdangin, baik permodalan , pembinaan serta pemasaran melalui kegiatan dan event lokal dan nasional.

Baca Juga: Kedelai Mengalami Lonjakan Harga, Kemendag Memastikan Para Pengrajin Tahu dan Tempe Memberikan Harga Wajar

"Nantinya hasil pengrajin tersebut kita bantu dalam pemasaranya , baik itu sebagai cindramata bagi berkunjung ke Majalengka atau kita ikut sertakan dalam pameran - pameran yang ada di tingkat lokal maupun nasional," kata Pj Bupati.

Ia menjelaskan selama ini masyarakat Desa Nanggerang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, mayoritas adalah perajin anyaman bambu.

Sejumlah warga khususnya kaum perempuan menjadikan produk anyaman sebagai sumber pekerjaan dan penghasilan sehari - hari.

Baca Juga: Promosikan Batik 'Ironman Telorceplok', Ridwan Kamil: Diniatkan Menolong Pengrajin Batik Cirebon

“Anyaman bambu seperti boboko (bakul, red), hihid (kipas dari bambu, red), dan lainnya sebagai salah satu tradisi turun temurun sejak zaman dahulu. Saya merupakan generasi keempat yang menjadikan anyaman bambu sebagai penghasilan pendapatan sehari-hari,” ucap salah seorang perajin anyaman bambu, Aminah (50).

Belakangan ini, lanjut Aminah, para perajin anyaman bambu mengeluhkan dengan minimnya pangsa pasar atau pesanan dari berbagai daerah tidak seperti di tahun 90-an hingga 2000 silam. 

Diungkapkan dia, banyaknya produk anyaman baru dari berbagai bahan plastik dan lainnya disinyalir menjadi minimnya penjualan produk andalan warga setempat. 

Baca Juga: Pengrajin Palestina Harapkan Ramadhan Tahun ini Berbeda dari Tahun Lalu

Selain itu, lanjutnya, tidak adanya regenerasi penerus dari anak muda. Pasalnya, kebanyakan setelah lulus sekolah banyak mereka yang mau mendapatkan penghasilan tinggi seperti buruh pabrik hingga ke luar kota. 

“Saya khawatir dengan profesi mengayam ini tidak ada regenerasi penerus. Karena anak-anak muda sekarang tidak mau tahu dengan anyaman. Untuk itu saya minta Bapak Pj Bupati untuk menjadikan sebagai mulok atau ekstakurikuler di setiap sekolah ,” tandasya***

Editor: Nurhidayat

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler