SABACIREBON-Paska pandemi Covid 19 SMKN 1 Cirebon mengembangkan model pembelajaran Blended Learning, sebuah metode akulturasi atau kombinasi.
"Budaya lama (tatap muka) dengan budaya baru (virtual) dikombinasikan sehingga kemudian melahirkan beberapa metoda baru dalam sistem pembelajaran yang lebih keren," ujar Kepala SMKN 1 Cirebon, Arifuddin, S.Pd., M.T., belum lama ini.
Baca Juga: Pertandingan Persahabatan Indonesia vs Burundi Digelar di Stadiion Ini
Ia menyebutkan, jauh sebelumnya, SMKN 1 Cirebon melakukan pembelajaran kepada siswa di kelas dalam bentuk pemberian materi.
Dari situ kemudian siswa diberi pendalaman di luar kelas.
"Biasanya berupa PR, tugas, diskusi diluar," katanya.
Baca Juga: Karena Rumput Rusak, untuk Sementara Stadion Utama Gelora Bung Karno Tidak Bisa Digunakan
Disebutkannya, saat ini SMKN 1 Cirebon mecoba mengembangkan metode baru dengan membalikan metode yang lama. Yaitu di luar kelas siswa diberi materi, kemudian di dalam kelas siswa melakukan pendalaman pendalaman materi.
Bentuknya baik berupa diskusi, pemecahan masalah dan pemikirian kristis lainnya.
Baca Juga: Inilah 24 Negara yang Siap Bertanding di Piala Dunia U20 2023 di Indonesia
"Tentunya guru dalam hal ini memiliki posisi strategis. Dimana mereka harus mampu membuat triger kepada siswanya agar bisa membangkitkan nalar kritis dalam pemecahan masalah di dalam kelas," sambungnya.
Terkait hal ini, dirinya pernah melihat di SMKN 1 Cirebon sudah diterapkan secara konsisten metode tersebut.
Baca Juga: Jim Durkin, Legenda Gitar Thrash Metal, Meninggal Dunia pada Usia 58 Tahun
"Di antaranya oleh Bu Aam Azmiyah dan Bu Euis Dwi Rosanti. Metode seperti ini kita namakan FLIPPED CLASSROOM LEARNING," katanya.
Metode ini, lanjutnya, ke depan akan semakin semarak diterapkan di SMKN 1 Cirebon. ***