Sebelum ke P Jawa (Cirebon), Dari Tanah Arab Sunan Gunung Jati Telah Banyak Berguru, Berikut Nama-namanya

- 16 Juli 2022, 19:55 WIB
Sebelum ke P Jawa (Cirebon), Dari Tanah Arab Sunan Gunung Jati Telah Banyak Berguru, Berikut Nama Guru dan Tarekatnya/foto ilustrasi/menara madinah
Sebelum ke P Jawa (Cirebon), Dari Tanah Arab Sunan Gunung Jati Telah Banyak Berguru, Berikut Nama Guru dan Tarekatnya/foto ilustrasi/menara madinah /

Pesan Syekh Najmuddin Kubra kepada Syarif Hidayatullah ;

“Mapam kita iki ing ngahurip. sira aja angebat-tebat ing laku den teka patine. Yen ngucap kang satuhu, lan aja nyerang hukuming Widhi, iku samono kang nyata den kukuh laku iku”.

Baca Juga: Lewat 'Jack In The Box' J-Hope Coba Nikmati karir Solois-nya.

(Dalam hidup ini, janganlah kamu bertindak berlebihan, demikian hingga akhir hidup. Kalau bicara, bicaralah yang jujur dan jangan melawan hokum dari Yang Maha Esa, itulah hal yang nyata dan lakukanlah hal itu dengan teguh).

Pesan Syekh Athaillah di Sadili kepada Syarif Hidayatullah;

“Perkara lampah kang katiti, sira aja ngebat-tebat. Den basaja sira iku, aja langguk ing wicara, sira aja ilok anglaluwih ing padaning manusa. Iku lampah kang sampurna jati. Pan sira aja susah tatapa ing gunung utawa guane iku dadi takabur. Sira laku tapaha maring ingkang remening jalma. Lan duwea muhung. Wong kang luput den ampura. Mung semana lampah ingkang sejati”.

Baca Juga: Banjir Garut Sabtu belum Tunjukkan segera Surut, bahkan Cenderung Naik

(Mengenai langkah yang harus dijalani, janganlah kamu berlebihan, hiduplah dengan bersahaja, jangan sombong dalam bicara dan jangan berlebihan terhadap sesame manusia. Itulah langkah sempurna yang sejati. Bertapa di gunung atau di gua itu akan menjadikanmu takabur, lakukanlah tapa di tengah ramainya manusia. Milikilah sikap luhur dan maafkan orang yang salah, hanya itulah langkah yang sejati).

Sunyoto (2011) dalam analisisnya tentangpendidikan dan pengembangan keilmuan Sunan Gunung Jati, seperti di atas, menyebutnya dengan “..diwarnai cerita-cerita absurd yang perlu penafsiran untuk mengetahui kebernaran historisnya”.

Memang penelitian ini perlu dilanjutkan lagi, khusus mengenai guru dan ajaran Syarif Hidayatullah, untuk mendalami apa yang dinyatakan Sunyoto.***

Halaman:

Editor: Otang Fharyana

Sumber: Puspernas.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah