"Sepertinya sih ada kenaikan. Tapi tidak sampai dua kali lipat, masih wajar. Nantinya dari pihak kami juga akan merekomendasikan vendor-vendor siapa saja yang diizinkan beroperasi," tambahnya.
Sementara itu diwawancara secara terpisah, Anggota Komisi B DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi memaklumi adanya kegelisahan para pengusaha wedding organizer.
Baca Juga: Massa Demo Membeludak, Jalan Gatot Subroto Ditutup, Berikut Alternatif Jalan Menghindari Kemacetan
"Saya bisa memaklumi kegelisahan teman-teman ini. Menghadapi wabah ini kita seperti berjalan di antara dua jurang, yaitu jurang kesehatan dan jurang ekonomi. Kita harus memastikan antara berjalannya roda perekonomian dan tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan," tuturnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Asep mendesak adanya kepastian dari Pemkot Bandung atas kebijakan yang mengakomodir para pekerja jasa pernikahan.
"Semua pihak harus lebih gencar dalam melakukan sosialisasi tentang protokol kesehatan. Sehingga saat melaksanakan resepsi pernikahan, masyarakat lebih siap," tandasnya.
"Tapi pemerintah tetap harus tegas untuk membatasi dan melarang pelaksanaan resepsi, sekiranya tidak sanggup melakukan standar protokol kesehatan," tegas Asep.***