Mutasi Covid-19 dari Cerpelai di Denmark, Kelompok Advokasi Oregon Desak Pejabat Selidiki Peternakan

- 10 November 2020, 14:53 WIB
CERPELAI: Kelompok advokasi telah mendesak pejabat Oregano untuk melakukan penyelidikan terhadap peternakan bulu cerpelai terkait mutasi Covid-19 di Denmark.
CERPELAI: Kelompok advokasi telah mendesak pejabat Oregano untuk melakukan penyelidikan terhadap peternakan bulu cerpelai terkait mutasi Covid-19 di Denmark. /PIXABAY

PR CIREBON – Sebuah kelompok advokasi mendesak pejabat Oregon, Amerika Serikat (AS) untuk menyelidiki operasi peternakan bulu cerpelai pada risiko Covid-19, di tengah kekhawatiran bahwa mutasi yang ditemukan pada mamalia di Denmark dapat membahayakan keberhasilan vaksin yang akan datang.

Pusat Keanekaragaman Hayati mengajukan permintaan dalam surat kepada Departemen Pertanian dan Kesehatan negara setelah berita bahwa Denmark berencana untuk memusnahkan seluruh kawanan hingga 17 juta cerpelai untuk mencoba menghapus jenis baru penularan.

Selain puluhan orang di negara Nordik yang sudah terinfeksi strain virus yang bermutasi, sekitar setengah dari 783 kasus Covid-19 manusia di Denmark utara terkait dengan cerpelai, menurut Menteri Kesehatan Denmark, Magnus Heunicke.

Baca Juga: Kuburan Anak 8.000 Tahun Lalu Ditemukan di Indonesia, Tanpa Tulang Tangan dan Kaki

Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari New York Post, Oregon adalah rumah bagi 11 pabrik peternakan terdaftar yang menghasilkan sekitar 430.000 hewan berbulu, termasuk cerpelai, di samping operasi pemeliharaan cerpelai yang lebih kecil skalanya.

"Kami mendesak pejabat Oregon untuk memastikan peternakan cerpelai bukan sumber wabah Covid-19 dan mutasi virus berbahaya," kata Lori Ann Burd, Direktur Kesehatan Lingkungan di kota tersebut, dalam sebuah pernyataan.

"Negara bagian memiliki kewajiban untuk turun tangan dan memastikan industri yang sangat rahasia ini tidak menempatkan warga Oregon pada risiko yang lebih besar dari virus Corona,” tambahnya.

Baca Juga: Habib Rizieq Pulang ke Indonesia, PKS: Jangan Ada Provokasi dan Kriminalisasi

Organisasi tersebut meminta agar lembaga tersebut memberitahu publik jika kasus Covid-19 ditemukan di fasilitas penangkaran bulu.

Halaman:

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: NY Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x