Kemenangan Biden Disinggung Politikus Indonesia, Fadli Zon: Semoga Bawa Suasana Stabil Timur Tengah

- 9 November 2020, 07:09 WIB
Fadli Zon, tangkap layar Youtube
Fadli Zon, tangkap layar Youtube //Fadli Zon Official
 

PR CIREBON - Fadli Zon menyatakan bahwa demokrasi di Amerika merupakan demokrasi yang sudah berjalan ratusan tahun, disaksikan juga bagaimana pemilihan presiden ini merupakan sebuah perjalanan dari sebuah negara demokrasi yang naik dan turun, yang beberapa tahun belakangan mungkin mengalami fluktuasi di dalam pengambilan kebijakan, 8 November 2020.

"Baik di dalam kebijakan domestik maupun kebijakan internasional, ada beberapa hal yang kita melihat bahwa Donald Trump sangat keras sekali menghadapi trade war dengan Tiongkok, begitu juga di Laut China Selatan," kata Fadli Zon di akun Youtubenya, Fadli Zon Official.

Fadli mengungkapkan bahwa Donald Trump sangat agresif dengan kebijakan-kebijakannya di Timur Tengah, terutama Palestina.

 
"Kita juga melihat bagaimana Donald Trump sangat agresif di Timur Tengah, khususnya di Palestina, The Deal of The Century yang dicanangkan oleh Donald Trump tahun lalu, tentu menimbulkan gejolak besar di sana, begitu juga pendekatannya terhadap Iran dan juga beberapa negara lain di Timur Tengah yang memang mayoritas penduduknya beragama Islam.," ujarnya.

Kebijakan Donald Trump yang keras terhadap imigran juga menunjukan bagaimana banyak kalangan yang gelisah di sana.
 
"Kita menyaksikan empat tahun ini merupakan empat tahun yang penuh gejolak di Amerika Serikat, yang tentu dampaknya terasa di wilayah kawasan kita, termasuk terkait dengan perdagangan, ada yang plus, ada yang minus," ucap Fadli.

"Dengan terpilihnya Joe Biden, kita sudah menyaksikan bahwa Joe Biden sudah mencapai 270 Electoral College, dalam sistem pemilihan presiden di Amerika, siapa yang mencapai 270 Electoral College maka dialah yang akan menjadi presiden, ternyata Joe Biden mampu menembus itu, bahkan melebihi, terutama di beberapa negara bagian kunci seperti Pennsylvania, Arizona, dan juga Michigan maupun Wisconsin," katanya melanjutkan.

 
Fadli menyebutkan bahwa basis-basis tradisional Partai Demokrat yang mendukung Joe Biden, dan Partai Republik yang mendukung Donald Trump mengalami perubahan-perubahan posisi.
 
"Kita juga melihat antara basis-basis tradisional Partai Demokrat yang mendukung Joe Biden, dan Partai Republik yang mendukung Donald Trump mengalami perubahan-perubahan posisi. Menurut saya merupakan sebuah tontonan demokrasi yang menarik, ada hal-hal yang perlu kita pelajari," ujarnya.

Fadli menyatakan, dia menganjurkan kepada KPU untuk belajar dari sistem perhitungan di Amerika Serikat.
 
"Saya termasuk menganjurkan kepada KPU untuk belajar dari sistem perhitungan di Amerika, perhitungannya menyakinkan, tidak ada yang bisa disulap maupun diakrobatkan," ucapnya," katanya.

"Walaupun kita tahu belakangan ada Donald Trump yang ingin perhitungan setelah pemilihan itu dihentikan tapi tidak berarti sistem perhitungannya dipersoalkan, yang dipersoalkan adalah waktunya," ujar Fadli menambahkan.

 
Walaupun begitu, dia berpendapat  tidak ada satupun suara rakyat Amerika yang dimanipulasi.
 
"Saya kira ini yang harus kita pelajari, jangan sampai seperti dugaan-dugaan yang terjadi, baik di dalam pilkada maupun di dalam pemilihan presiden, dan juga pemilihan legislatif di kita. Selalu persoalannya adalah manipulasi suara, kemudian juga suara yang muncul tiba-tiba, suara-suara ajaib dan lain sebagainya, jadi ini tidak terjadi di sana," urainya.
 
Menurutnya dari pertarungan program pendekatan terhadap pandemi Covid-19, masyarakat bisa melihat bagaimana posisi tentang climate changes antara Joe Biden dan Donald Trump yang saling berseberangan, juga bagaimana posisi dengan trade war, dan posisi-posisi lain misalnya terkait konflik di Laut China Selatan.

Dia berharap terpilihnya Joe Biden akan membawa hal baik bagi Indonesia.
 
"Saya berharap terpilihnya Joe Biden ini baik bagi Indonesia, mudah-mudahan Joe Biden juga termasuk pemimpin yang ikut membuat suasana stabil di Timur Tengah, dengan mengembalikan misalnya Kedutaan Besar Amerika Serikat kembali ke Tel Aviv," katanya.
 
 
Fadli juga berharap Joe Biden dapat ikut mengakui proses perdamaian yang sudah dirintis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), juga agar masyarakat Palestina bisa mendapatkan hak-haknya. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Youtube Fadli Zon Official.
 
"Dan juga mengakui proses perdamaian yang selama ini sudah dirintis oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan kita berharap kantor Kedutaan Besar Palestina bisa berada kembali di Washington, dan juga kita melihat Palestina yang semakin mendapatkan hak-haknya," ujarnya.

Begitu juga dengan Laut China Selatan, perlu adanya keseimbangan, tidak ada suatu dominasi kekuatan tertentu, yang terjadi di wilayah Laut China Selatan, yang juga berbatasan dengan wilayah Indonesia, terutama di Kepulauan Natuna, 
 
"Mudah-mudahan ini menjadi bagian yang akan menjadi perhatian dari Joe Biden. Kita juga berharap Joe Biden lebih berkonsentrasi pada isu-isu domestik dan internasional untuk perdamaian, untuk kebaikan bersama, keadilan dan sebagainya, termasuk juga janjinya untuk semua beragama, termasuk juga kaum muslimin di Amerika yang selama ini terkesan didiskriminasi, bisa mendapatkan kembali posisi dan hak-hak mereka secara adil dengan perlakuan yang setara," kata Fadli Zon.

 

***
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: YouTube Fadli Zon Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x