Network
PR CIREBON – Aktivis iklim yang masih remaja, Greta Thunberg, mengejek seruan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang meminta menghentikan penghitungan suara pemilu 2020 pada hari Kamis kemarin, dengan meniru pernyataan yang dia buat tentangnya tahun lalu di Twitter.
Dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari New York Post, aktivis Swedia berusia 17 tahun tersebut menanggapi cuitan dari presiden yang bertuliskan "HENTIKAN PENGHITUNGAN SUARA!"
"Sangat konyol. Donald harus mengatasi masalah Manajemen Amarahnya dulu, lalu pergi menonton film lama yang bagus bersama seorang teman! Tenang Donald, tenang!” Thunberg menyindir melalui akun Twitter-nya, @GretaThunberg.
Baca Juga: Mantan Penasihat Kampanye Sebut Usia Bukan Masalah Jika Trump Kembali pada Pemilu 2024
Itu adalah isi cuitan yang mirip dari Trump yang ditujukan terhadap Thunberg pada Desember 2019 lalu, setelah dia dinobatkan sebagai ‘Person of the Year’ versi majalah Time.
Presiden me-retweet foto Thunberg di majalah tersebut dan menulis dalam akun Twitter-nya.
“Sangat konyol. Greta harus mengatasi masalah Manajemen Amarahnya dulu, lalu pergi menonton film lama yang bagus bersama seorang teman! Tenang Greta, tenang!” tulis Trump.
Baca Juga: Wiku Adisasmito Jelaskan Kunci Indonesia Menghindari Serangan Covid-19 Gelombang Kedua
Ini bukan pertama kalinya keduanya bertengkar di Twitter.
Pada September 2019, Trump menulis cuitan tentang remaja tersebut setelah Thunberg memberikan pidato yang berapi-api kepada para pemimpin dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan mereka telah mencuri impian dan masa kecilnya.
“Dia tampak seperti gadis muda yang sangat bahagia menanti masa depan yang cerah dan indah. Sangat menyenangkan untuk dilihat!" Trump menulis sinis tentang Thunberg.
Baca Juga: Menteri Permukiman Israel Peringatkan Perang Jika Joe Biden Kembali ke Kesepakatan Iran
Greta Thunberg lalu membalas dengan mengubah bio Twitter-nya.
"Seorang gadis muda yang sangat bahagia menanti masa depan yang cerah dan indah," tulisnya.
Thunberg, yang telah menjadi ikon global dari aktivis anti-gas rumah kaca, mengakui mendukung calon dari Partai Demokrat, Joe Biden, sebagai presiden bulan lalu.***
