Tidak Hadiri Konferensi di Swiss, China Sebut Solusi Konflik Ukraina Tidak Sederhana

- 7 Juni 2024, 20:00 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning. /ANTARA/Desca Lidya Natalia

SABACIREBON - Kementerian Luar Negeri China menegaskan bahwa solusi untuk konflik di Ukraina tidaklah sederhana, sembari mengulang ketidakhadirannya dalam konferensi internasional di Swiss yang dijadwalkan pada bulan Juni. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, menyatakan dalam konferensi pers di Beijing bahwa penyelesaian masalah Ukraina membutuhkan pendekatan yang kompleks.

Menurut Mao Ning, pemerintah China mendukung segala upaya yang kondusif untuk penyelesaian krisis Ukraina secara damai. Namun, China menegaskan bahwa mereka akan terus memperjuangkan perundingan damai dengan cara yang sesuai dengan pendekatan mereka sendiri.

Pada 31 Mei 2024, pemerintah China telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan menghadiri konferensi internasional yang diusulkan oleh Ukraina dan akan berlangsung di Swiss. Meskipun demikian, Mao Ning menegaskan bahwa China telah mengadakan konsultasi dengan pihak Ukraina mengenai krisis tersebut.

China juga telah mengungkapkan tiga elemen penting yang harus dipenuhi dalam konferensi perdamaian internasional terkait Ukraina, yaitu pengakuan dari Rusia dan Ukraina, partisipasi setara dari semua pihak, dan diskusi yang adil mengenai seluruh rencana perdamaian.

Konflik Ukraina telah berlangsung selama dua tahun sejak Rusia melancarkan operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Hingga saat ini, sekitar 18 persen wilayah Ukraina masih berada di bawah pendudukan Rusia, termasuk Semenanjung Krimea serta sebagian besar Donetsk dan Luhansk di bagian timur.

Negara-negara Barat telah memberikan dukungan berupa peralatan tempur dan bantuan ekonomi kepada Ukraina. Data dari Institut Kiel untuk Ekonomi Dunia menunjukkan bahwa Uni Eropa telah mengirim bantuan senilai 92 miliar dolar AS, sedangkan Amerika Serikat telah mengirimkan 73 miliar dolar AS.

Namun, Rusia terus memperingatkan negara-negara lain untuk tidak melanjutkan pengiriman senjata ke Ukraina, dengan mengatakan bahwa hal tersebut akan memperburuk eskalasi konflik yang sudah terjadi.***

Editor: Buddy Nugraha

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah